Joy Tobing dan Republik Nyanyi-nyanyi

Ajang pencarian bakat menyanyi hampir merata di semua stasiun televisi. Pesertanya berasal dari semua kota, segala usia, tanpa peduli profesi asli. Jika beruntung, tawaran berkarir di dunia tarik suara segera melimpah. Bila tidak, mari kita ulang.

RCTI sebagai yang tertua di antara semua televisi swasta tercatat sebagai jawara. Bukan hanya banyaknya acara pencarian bakat, tetapi juga memang mendapat respons positif dari pemirsa. Sebut saja, Indonesia Idol dan X Factor, dua acara yang merajai acara ‘nyanyi-nyanyi’ di Tanah Air. Menyusul RCTI, stasiun Indosiar pernah panen pemirsa lewat acara serupa bernama Akademi Fantasi Indosiar (AFI). Nostalgia itu yang sepertinya ingin digugah kembali oleh Indosiar lewat acaranya Voice of Indonesia.

Sedangkan Trans TV pernah kurang beruntung lewat acaranya Indonesia Mencari Bakat (IMB), yang pernah tayang sebelum AFI bergaung. Kini, IMB hadir kembali, berharap mampu memperbaiki rekor sebelumnya.

Untuk acara lebih spesifik, TPI sekarang MNC menawarkan kontes dangdut, di samping getol menghelat kontes pencarian bakat komedi. Saat ini, kita mengenal Sule, salah satu jebolan Audisi Pelawak Indonesia (API).

Kecuali untuk kontes dangdut dan pelawak, orang Batak kerap hadir di setiap ajang pencarian bakat. Dan hebatnya lagi, selalu menjadi juara, paling tidak mendapat pujian dari penonton. Bahkan, Joy Tobing mampu menggondol Juara 1 Indonesian Idol. Prestasi gemilang itu kemudian diteruskan Judika, walau bukan sebagai juara pertama.

Menyusul Indonesian Idol, X Factor kini hadir kembali dengan format yang kurang lebih sama. Pesertanya juga kembali disesaki penyanyi berdarah Batak. Dua di antaranya yang cukup fenomenal adalah Novita Dewi dan Alex Rudiart. Sedangkan di Voice of Indonesia, ada pula penyanyi Batak bernama Ferdinand. Di IMB, kita mengenal Josua.

Namun, dari sekian penyanyi Batak itu, hanya Joy Tobing yang sepertinya masih melekatkan marga di belakang namanya. Padahal, kalau soal nama, Joy punya nama lengkap nan keren; Joy Destiny Tobing. Tetapi ia lebih suka Joy Tobing, bukan Joy Destiny. Soal tempat lahir, ia bukan lagi BTL alias Batak Tembak Langsung. Masa kecilnya jelas sudah Jakarta Banget. Lagi-lagi, Joy sangat bangga dengan identitasnya sebagai orang Batak.

Bagaimana dengan generasi penerus Joy Tobing? Adakah di antara mereka yang menempelkan marga di belakang namanya? Yah, namanya juga republik nyanyi-nyanyi.

Ishak
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment