Tapisan mengering, tidak lagi terurus. Di Lobu, persawahan menderita. Itulah kondisi yang terjadi saat ini ketika bendungan Tapisan yang berada di atas ‘Tikungan S’ itu tidak lagi berpihak kepada masyarakat Parsoburan. Padahal, Tapisan pada era 1980-an sangat berkontribusi. Fungsi utama Tapisan adalah sebagai sarana irigasi untuk persawahan dari Lobu hingga Sileang-leang. Termasuk berfungsi sebagai wisata alam bagi warga sekitar.
Sayangnya, Tapisan pelan-pelan berubah dari bendungan menjadi setengah bendungan, dan kini hampir menjadi daratan. Hanya di beberapa titik saja yang bisa dijumpai genangan air, sementara sisanya ditumbuhi pepohonan rawa. Dampaknya, pengairan ke sawah Lobu dan sekitarnya juga ikut terganggu.
Bahkan, area persawahan mau tidak mau berganti komoditi menjadi pohon kopi. Jika dihitung-hitung, tanaman padi dan kopi memang dua komoditi yang cukup menjanjikan. Pertanyaannya adalah, keuntungan apa yang diperoleh masyarakat jika Tapisan dibenahi kembali? Adakah manfaat lain Tapisan selain fungsinya sebagai sarana irigasi?
Sebagai sarana irigasi, Tapisan dinilai masih sangat diperlukan. Logikanya sederhana saja. Tanaman padi relatif lebih mudah dikelola ketimbang kopi. Harga jual padi dengan kopi juga tak jauh berbeda. Soal kestabilan harga, padi jelas nomor satu. Sementara harga kopi seringkali tidak menentu. Jika begitu, keuntungan yang diperoleh jika kembali membenahi Tapisan masih lebih besar.
Di daerah lain, bendungan tidak hanya difungsikan sebagai sarana irigasi. Tapisan juga bisa diberdayakan ke sektor lain semisal wisata. Di sekitar bendungan, bisa saja dibangun tempat rekreasi seperti kolam renang, restoran mini, taman bermain, tambak ikan, dan fasilitas lainnya. Selain akan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga sekitar, Tapisan dipastikan akan menggairahkan perekonomian lokal.
Apabila masyarakat sudah sepakat melakukan pemugaran Tapisan, masalah selanjutnya adalah bagaimana proses dan teknisnya. Pertama, masyarakat pemilik lahan di Lobu dan sekitarnya harus siap kehilangan kebun kopinya, untuk kembali ditanami padi. Kedua, pemerintah setempat bertugas membangun Tapisan termasuk meremajakan saluran irigasi yang telah tersumbat. Pemerintah juga perlu memikirkan fasilitas tambahan, seperti penyediaan jaringan listrik ke Tapisan.
Niscaya, Tapisan akan kembali menemukan rohnya. Bukan tak mungkin juga Tapisan akan menjadi salah satu sektor yang bisa dibanggakan Parsoburan. Kawan, masih ada harapan di Tapisan.
 |
MENGERING. Tapisan yang dulu berbentuk waduk kini sudah menjadi tanah terjal |
 |
JALAN PINTAS. Tapisan kini menjadi jalan pintas dari dan ke Dolok Sae. |
 |
PINTU AIR. Debit air di Tapisan semakin menipis |
 |
RAWA. Pepohonan rawa kini tumbuh subur di pinggiran Tapisan |
 |
TIKUNGAN S: Tapisan berada persis di sisi kiri menuju Parsoburan yang lazim disebut tikungan S. |
0 komentar:
Post a Comment