Kejujuran yang selalu dijunjung tinggi polisi yang satu ini membuat ia tak malu meski harus bekerja sambilan dengan menggarap sawah milik orang lain di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara.
Setiap pagi, Sulaiman Harahap berangkat kerja ke tempat dinasnya di Mapolsek Panyabungan, Madina. Sang istri, Rahmawati, tak pernah ketinggalan membantu menyiapkan perlengkapan dinas suaminya.
Meksi telah mengabdi sebagai anggota Polri selama lebih dari 36 tahun, namun kehidupan Sulaiman sangat jauh dari kesan mewah. Dia dan keluarga kini tinggal di rumah kontrakan kecil dengan kondisi seadanya.
Bahkan, selepas dinas, Sulaiman masih bekerja sampingan dengan menjadi petani penggarap sawah. Hal itu dilakukannya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilannya sebagai polisi, yakni sekira Rp2 juta per bulan, tak cukup untuk menyekolahkan tiga buah hatinya di perguruan tinggi.
Bekerja sampingan sebagai buruh tani, Sulaiman menegaskan tak merasa malu dengan rekannya maupun warga sekitar.
Dari hasil menggarap sawah itu, Sulaiman mendapat penghasilan dengan sistem bagi hasil panen. Pendapatan dari bertani dirasa Sulaiman cukup membantu kehidupannya sehari-hari.
Kapolres Madina, AKBP Mardiaz, Minggu (30/6/2013), mengaku sangat mengagumi sosok Sulaiman. Bawahannya itu dikenal sebagai polisi jujur dan tidak suka neko-neko.
Dia meminta polisi lainnya untuk meniru perilaku Sulaiman yang hidup sederhana.
Sulaiman dikenal pantang membawa pulang harta yang didapat dengan memanfaatkan jabatannya sebagai polisi. Karena itulah Sulaiman dijuluki ‘Polisi Nabi’. Bukan hanya karena prinsip kuatnya terkait harta, namun karena dia juga kerap membantu orang lain tanpa pamrih. BS/OKEZONE
Setiap pagi, Sulaiman Harahap berangkat kerja ke tempat dinasnya di Mapolsek Panyabungan, Madina. Sang istri, Rahmawati, tak pernah ketinggalan membantu menyiapkan perlengkapan dinas suaminya.
Meksi telah mengabdi sebagai anggota Polri selama lebih dari 36 tahun, namun kehidupan Sulaiman sangat jauh dari kesan mewah. Dia dan keluarga kini tinggal di rumah kontrakan kecil dengan kondisi seadanya.
Bahkan, selepas dinas, Sulaiman masih bekerja sampingan dengan menjadi petani penggarap sawah. Hal itu dilakukannya semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Penghasilannya sebagai polisi, yakni sekira Rp2 juta per bulan, tak cukup untuk menyekolahkan tiga buah hatinya di perguruan tinggi.
Bekerja sampingan sebagai buruh tani, Sulaiman menegaskan tak merasa malu dengan rekannya maupun warga sekitar.
Dari hasil menggarap sawah itu, Sulaiman mendapat penghasilan dengan sistem bagi hasil panen. Pendapatan dari bertani dirasa Sulaiman cukup membantu kehidupannya sehari-hari.
Kapolres Madina, AKBP Mardiaz, Minggu (30/6/2013), mengaku sangat mengagumi sosok Sulaiman. Bawahannya itu dikenal sebagai polisi jujur dan tidak suka neko-neko.
Dia meminta polisi lainnya untuk meniru perilaku Sulaiman yang hidup sederhana.
Sulaiman dikenal pantang membawa pulang harta yang didapat dengan memanfaatkan jabatannya sebagai polisi. Karena itulah Sulaiman dijuluki ‘Polisi Nabi’. Bukan hanya karena prinsip kuatnya terkait harta, namun karena dia juga kerap membantu orang lain tanpa pamrih. BS/OKEZONE
memang harus di ungkap aparat aparat negara model ini agar lahir perdaban hebat ,hebat karena jujur ,setelah 30 tahun orde baru menanamkan buday matrealistis dan tokoh tokoh yang memperjuangkan nilai juga di bungkam sekarang saat nya tiba kebenaran harus di utamakan moral diatas segala galanya
ReplyDelete