Perampok Tembak Wartawan SIB Roy Simorangkir

Saat ini kota Medan sudah tidak aman lagi dengan maraknya aksi perampokan, yang pelakunya tidak segan-segan melukai korbannya. Berbagai senjata seperti senjata tajam dan senjata api (Senpi), sering digunakan para perampok untuk melukai korbannya jika melawan.

Seperti yang dialami wartawan Harian SIB Roy Marisi Simorangkir (31) warga Jalan Banten No 3 Gaperta ujung Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia  menjadi korban perampokan oleh kawanan geng motor (Gemot) yang berjumlah 6 orang, di Jalan Gaperta Ujung, Helvetia, Sabtu (16/8) dini hari.

Akibat kejadian naas itu, korban kritis dan dirawat di ruang Santa Maria No 43 RS Elisabeth Medan, akibat ditembak perampok dengan Senpi jenis Airsofgun, sehingga 9 peluru bersarang di tubuhnya. Selain ditembak, sepedamotor kawasaki Ninja Warior warna hijau BK 3116 ONE milik korban juga dibawa kabur para bandit itu.

Informasi yang dihimpun SIB, sekira pukul 02.00 WIB, Roy baru menyelesaikan tugas piketnya di kantor SIB Jalan Brigjen Katamso Medan. Ia berniat pulang ke rumahnya untuk beristirahat, dan mengendarai sepedamotor seorang diri. Setibanya di Jalan Gaperta Ujung, tiba-tiba 2 pelaku yang mengendarai sepedamotor Vixion langsung memepet korban dari samping. Seorang pelaku yang di posisi boncengan langsung mencabut kunci kontak sepedamotor korban. Dengan posisi mesin mati, Roy langsung memarkirkan sepedamotornya ke pinggir jalan.

Kedua perampok itu langsung menghampiri korban, sehingga antara korban dan kedua perampok itu berduel. Saat perkelahian berlangsung, tiba-tiba datang 4 pria yang merupakan rekan para pelaku yang mengendarai 2 sepedamotor jenis Yamaha Scorpio dan Mio. Dua pelaku yang baru tiba dan di posisi boncengan itu langsung turun dari sepedamotor dengan menenteng Senpi, kemudian menembaki korban dengan membabi buta. Roy pun tetap melakukan perlawanan dengan kondisi yang berlumuran darah. Pelaku kembali menembaki korban, dan seketika itu juga Roy langsung terduduk di jalan beraspal dengan kondisi lemah. Kedua perampok itu langsung mendekati korban dan mengancam akan menembak mati Roy.

Kedua pelaku langsung menembak kepala korban dan langsung memukul kepalanya dengan gagang Senpi. Tak ingin mati sia-sia, Roy yang menahan sakit di tubuhnya tetap melakukan perlawanan dan kembali berduel dengan kawanan perampok itu. Para pelaku pun menendang kepala korban hingga berulang-ulang, sehingga tubuhnya kembali terjatuh. Ketika para pelaku hendak kabur, Roy langsung berdiri dan menangkap seorang pelaku. Para pelaku kembali memukuli korban, sehingga ia kembali tersungkur. Para pelaku pun kabur membawa sepedamotor korban.

"Saat kejadian, saya berteriak minta tolong karena dirampok. Tetapi warga sekitar yang melihat kejadian itu hanya diam saja dan menonton. Ketika para pelaku berusaha kabur, saya langsung mengejar pelaku dengan mengendarai sepedamotor Yamaha Mio warna hitam BK 3991 AEL, milik pelaku yang hanya bagian belakangnya dipasangi plat. Sejauh 2 Km saya terus mengejar para pelaku sembari berteriak rampok, tetapi tidak ada warga yang membantu saya untuk mengejar para pelaku," ungkap korban saat dijenguk wartawan di rumah sakit.

Lanjut korban, setibanya di simpang Kampung Lalang, ia langsung berhenti, lantaran tubuhnya mulai melemah akibat kehilangan banyak darah. "Para pelaku kabur menuju Jalan Sunggal. Tak lama, ada 2 pria mengendarai sepedamotor Mio menghampiriku, menanyakan apa yang terjadi kepadaku, dan saya mengatakan barusan dirampok dan pelaku merampas sepedamotorku. Kedua warga itu mengaku jika tadi ditabrak dengan sepedamotor Ninja Warior yang berkonvoi. Korban menelepon abangnya, Yoga dan memberitahukan peristiwa perampokan yang dialaminya. Kemudian Roy dibawa ke RS Pirngadi Medan untuk mendapat perawatan medis. Selanjutnya saya dirujuk ke RS Elisabeth Medan, karena 9 luka tembak yang pelurunya masih bersarang, di antaranya 2 peluru mimis di kepala, 3 peluru di punggung dan 2 peluru di lengan kanan, 1 peluru di pipi dan 1 peluru di jari manis sebelah kiri," tambah wartawan unit kriminal yang berpos di Poldasu.

Menurut informasi, sepedamotor milik pelaku saat ini sudah diamankan di Polsek Helvetia. Sedangkan petugas kepolisian dari Polresta Medan sudah melakukan olah TKP.

Terpisah, Kapolsek Helvetia, AKP Roni Bonic ketika dikonfirmasi wartawan mengatakan pihaknya sudah melakukan olah TKP. "Kita sudah melakukan olah TKP. Saat ini kita masih menunggu keluarga korban untuk membuat laporan, supaya bisa kita mintai data serta keterangan tentang korban, untuk penyelidikan," terangnya.

Ketika ditanyai mengenai sepedamotor pelaku yang berhasil diamankan itu, serta apakah sudah ada mengarah ke identitas pelaku, ia menjelaskan pihaknya sudah mengecek soal data kepemilikan sepedamotor itu. "Kita bekerjasama dengan Polresta Medan. Soal apakah pelaku merupakan anggota Gemot atau tidak, kita masih menyelidikinya. Kita juga sudah mengambil data saksi-saksi di TKP," katanya.

BENTUK TIM

Sementara itu, Polresta Medan telah membentuk tim mengejar kawanan Gemot, pelaku perampokan yang disertai penembakan terhadap wartawan SIB Roy Simorangkir.

Kita sudah bentuk tim untuk mengejar pelaku sampai kemana pun. Diminta kepada para pelaku segera menyerahkan diri, kalau tidak, kita akan lakukan tindakan tegas tembak di tempat, jelas  Kapolresta Medan, Kombes Pol Nico Afinta, Sabtu (16/8) siang.

Lanjut Nico, sepedamotor Yamaha Mio BK 3589 OW milik para pelaku yang tertinggal saat beraksi, menjadi satu langkah untuk mengungkap kasus perampokan yang menimpa seorang jurnalis di harian media cetak di Kota Medan. "Kita sedang berupaya melakukan pengecekan nomor rangka mesin ke Dirlantas Poldasu, untuk mengetahui siapa pemilik sepeda motor tersebut," ucapnya.

Kembali ditegaskannya, pihaknya akan mengidentifikasi para tersangka dan akan mengambil langkah untuk mengejar para pelaku. Saat ini, pihaknya akan menjumpai korban ke rumah sakit untuk dimintai keterangan. "Kita akan datangi korban untuk dimintai keterangan. Saya pribadi memberikan apresiasi terhadap korban, karena saat kejadian korban dapat melakukan perlawanan sehingga berhasil mendapatkan sepedamotor dan helm milik pelaku," tuturnya.

TIDAK BEKERJA
Pengacara kondang asal Jakarta, Dr Djonggi M Simorangkir SH MH saat dimintai pendapatnya terkait perampokan dan penembakan yang menimpa wartawan SIB, yang dilakukan kawanan Gemot di Medan mengatakan sangat menyesalkan kejadian tersebut. Menurutnya Intelijen Polri tidak bekerja, sehingga tidak mampu mengatasi aksi-aksi perampokan.

"Kota Medan sebagai kota besar, seharusnya polisi memberikan rasa aman bagi warganya. Dengan kejadian ini, saya menilai Intelijen Poldasu dan Polresta Medan tidak bekerja," kata Djonggi.

Menurut Djonggi, aksi jambret dan perampokan kerap terjadi di Medan, akan menimbulkan rasa ketakutan bagi warga. Dengan kejadian ini, ia menilai pengamanan siaga I di Medan sangat lemah dan tidak ada, padahal  keadaan siaga I di seluruh Indonesia  belum dicabut. Terkait pengamanan proses Pilpres yang hingga saat ini masih berlangsung.

"Sekarang masih dalam pengamanan siaga I, seharusnya Intelijen Polri tetap siaga melakukan pengamanan bagi warganya. Kalau masih terus terjadi aksi perampokan dan penjambretan, maka kita belum merdeka," ujar Djonggi," tambahnya, sembari mengatakan saat ini momen 17 Agustus, yang merupakan hari kemerdekaan Indonesia, seharusnya masyarakat merdeka dan memiliki rasa aman.

Kondisi Roy Semakin Baik
Kabar terakhir yang diperoleh SIB, Minggu (17/8), kondisi Roy Marisi Simorangkir (31) korban yang dirampok dan ditembak di daerah Jalan Cempaka, Kelurahan Tanjung Gusta, Kecamatan Medan Helvetia pada Sabtu (16/8) semakin baik pasca operasi. Saat ini, korban sudah dirawat di ruang ST Marta RSU Elisabeth Medan.

“Hasil operasinya lancar. Jumlah peluru yang bersarang di badan si pasien 7 peluru. Kondisi pasien semakin baik dan tidak ada masalah apa-apa,” kata dokter yang menangani operasi korban, Prof Gofar kepada wartawan di ruang ST Marta, Minggu (17/8).

Saat ditanyakan di bagian mana saja ke tujuh peluru tersebut, dokter menjelaskan, ada di bagian kepala belakang 1 peluru, pipi 1 peluru, jari tangan kiri 1 peluru, tangan kanan 2 peluru dan pinggang 2 peluru. "Ke tujuh pelurunya sudah kita keluarkan melalui operasi semalam (Sabtu, 16 Agustus-red),” ujarnya.

Dikatakannya, hasil dari CT Scan di bagian kepala bagus dan tidak apa-apa. “Saya sudah lihat hasil CT Scan di bagian kepala dan otaknya bagus, tidak apa-apa,” tambahnya. SIB
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment