Suap SKK Migas, Sang Ayahanda Marihot Simbolon

Presiden Komisaris PT Parna Raya Marihot Simbolon jatuh sakit pasca penangkapan Rudi Rubiandini oleh KPK. Begitu dikatakan putri kandungnya, Artha Meris Simbolon saat bersaksi dalam sidang lanjutan terdakwa Rudi Rubiandini di Pengadilan Tipikor Jakarta.

"Beliau bed rest pas kejadian KPK ini. Kasus ini sangat mengejutkan bagi keluarga kami," kata Artha Meris, Selasa (11/2/2014) lalu. Begitu Rudi tertangkap, kondisi kesehatan Marihot langsung menurun. "Beliau langsung operasi," sambung dia.

Pernyataan Artha Meris ini dilontarkan saat dikonfirmasi mengenai isi dakwaan Rudi Rubiandini yang menyebutkan dirinya dan ayahnya pernah bertemu Deviardi di lapangan golf, Gunung Geulis, Jawa Barat, Januari 2013 silam.

Sebagaimana tertulis di dakwaan, dalam pertemuan itu Rudi meminta Artha Meris dan ayahnya untuk menghubungi Deviardi bila ingin membahas mengenai formula harga gas. Artha Meris menyangkal pertemuan itu. Menurutnya, dia dan ayahnya sama sekali tak pernah bertemu dengan Deviardi dan Rudi Rubiandi selaku Kepala SKK Migas saat itu.

KPK kemudian menjadwalkan pemeriksaan terhadap Marihot Simbolon, Selasa (10/6/2014). Marihot akan dimintai keterangan terkait penyidikan dugaan penerimaan hadiah atau gratifikasi di lingkungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan tersangka Artha Meris Simbolon. "Yang bersangkutan dimintai keterangan dengan tersangka AMS," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha. Namun, Marihot urung melayani panggilan karena kesehatannya yang belum pulih untuk menjalani pemeriksaan di KPK.

Marihot Simbolon diketahui belum banyak dikenal publik. Dari berbagai informasi, Marihot adalah pengusaha yang sudah sejak lama mencicipi kesuksesan. Saat ini, Marihot memiliki setengah dari saham Hotel Sari Pan Pacific, hotel bintang lima di jantung kota Jakarta. Konon, Marihot membeli saham hotel tersebut dari keluarga Kolonel Maludin Simbolon, tokoh yang pernah melakukan pemberontakan PRRI di masa Presiden Soekarno. Marihot juga disebutkan sudah berstatus sebagai warga negara Australia. Ia dikabarkan memilih Australia karena banyak juga mempunyai usaha di negeri kanguru itu. Akan tetapi, kabar tersebut sepertinya tidak sesuai dengan statusnya saat ini. Pasalnya, atas permintaan KPK, Marihot sudah dicekal bepergian keluar negeri. Itu artinya, Marihot masih berstatus sebagai warga negara Indonesia.
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment