Menggugat Mitos: Jalan Tembus Huta Ginjang-Dolok Nauli

Dolok Nauli. Itulah nama sebuah pebukitan yang terletak di kawasan RT 03 Parsoburan, Habinsaran, Tobasa. Sesuai namanya, Dolok Nauli merupakan pebukitan yang indah, ditumbuhi pohon pinus dan tanaman liar. Dolok Nauli mempunyai ketinggian sekira 100 meter, bisa ditempuh melalui jalan setapak menyusuri halaman belakang pemukiman penduduk. Di sekitar bukit terdapat ladang milik warga yang umumnya ditanami pohon kopi. Kaki bukit Dolok Nauli juga digunakan sebagai akses menuju persawahan Sijambur, sebuah lembah yang lumayan curam.

Di puncak bukit, hingga kini masih terdapat bekas tiang bekas bendera yang semasa penjajahan digunakan Belanda sebagai posko pengamatan. Dari atas bukit, pemandangan indah akan segera menyergap mata, menyaksikan keelokan Parsoburan dari ketinggian. Memandang ke sebelah timur, tampak kompleks gereja Katolik, SD St Pius, serta SMP Kartini. Keanggunan gereja HKBP Parsoburan pun semakin indah bila menatap ke sebelah barat.

Konon, di perut Dolok Nauli terdapat emas sebesar kepala kuda yang disimpan penjajah Belanda. Sebuah mitos yang sampai sekarang masih kerap diperbincangkan meski dianggap hanyalah sebatas lelucon belaka. Kini, akses menuju Dolok Nauli sudah terbuka. Jalan tembus sudah dibuka dari Huta Ginjang, sebuah perkampungan di sisi barat. Jalan dengan lebar tiga meter itu melewati belakang kompleks SMA Negeri 1 Habinsaran hingga ke SMP Negeri 1 Habinsaran. Dengan demikian, jalan menuju Dolok Nauli sudah bisa dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat. Bisa dipastikan, nadi perekonomian di sekitar pebukitan akan ikut berdenyut. Mitos Dolok Nauli sedang digugat. IP/GABE


Ujung Kampung Huta Ginjang
Menuju Dolok Nauli
Jalan Luas
Belakang SMP Negeri 1 Habinsaran
Menembus Ladang Kopi


Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment