Dari namanya saja, sudah jelas jika Paulo memiliki garis keturunan Batak. Seperti orang Batak pada umumnya pula, Paulo memikul beban untuk mengharumkan nama marga, dan tentu saja bangsa Batak.
Mengenai mimpinya, dalam waktu dekat dia ingin mendapatkan klub agar bisa menjadi pemain profesional. Setelah itu Paulo ingin bisa mendapatkan kesempatan membela timnas senior. "Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin seperti (Radja) Nainggolan. Kalau ada kesempatan main di luar negeri, kenapa tidak," tutur Paulo, Jumat (13/9/2013).
Paulo sadar agar bisa menjadi pemain profesional, apalagi bermain di luar negeri, dia harus merelakan kesempatannya bertemu dengan keluarga karena keterbatasan jarak. "Saya tidak takut jauh dari keluarga. Buktinya saja sejak kelas 2 SMA saya sudah merantau ke Jember. Pasti saya bisa," ujar Paulo.
Selain itu, Paulo juga mampu beroperasi di beberapa area alias multifungsi, baik sebagai winger, penyerang sayap maupun penyerang lubang. Bahkan, jika diperlukan, sang pemain akan berubah menjadi striker dengan akselerasi tinggi.
Berbakat Sejak Kecil
Kecintaan Paulo terhadap olahraga si kulit bundar sudah terlihat sejak kecil. Mengetahui memiliki minat yang tinggi, pria kelahiran 17 Oktober 1995 ini lantas dimasukkan orangtuanya ke sekolah sepak bola di SSB Kurnia Medan. Tidak lama setelah itu, ia memutuskan untuk berlatih di SSB yang dipimpin ayahnya sendiri yakni di Surya Putra Mariendal Medan.
Pada 2011, Paulo mengikuti seleksi All Star Team Challenge yang digelar oleh AC Milan Junior Camp. Hasilnya, ia masuk ke dalam daftar 18 pesepakbola muda yang dibawa ke San Siro, Milan.
Meski dinyatakan lolos, ia gagal ke Negeri Italia karena mengalami cedera jelang dikirim. Tempatnya akhirnya terpaksa diganti oleh Maulid, wakil dari Balikpapan.
Paulo tidak patah arang. Ia terus berlatih. Bahkan untuk menggapai cita-cita menjadi pesepakbola profesional di luar negeri, saat kelas 2 SMA, ia meninggalkan kota asal dan merantau ke Jember, Jawa Timur. Di kota ini, ia bergabung bersama Jember United.
Ketika ada seleksi tim nasional U-19 beberapa bulan lalu, Paulo pun ikut serta. Indra Sjafrie selaku kepala pelatih ternyata memasukkan namanya sebagai salah satu dari 20 pemain yang dibawa ke turnamen AFF U-19 2013.
Jalan Paulo Oktavianus Sitanggang menuju sebagai pemain sepak bola profesional masih panjang. Tetapi, kita harus percaya dengan ketekunan berlatih dan kerendahan hati ia bisa mewujudkan impiannya itu.
Si Kuncir dari Medan
Paulo Oktavianus Sitanggang menjadi pemain dengan penampilan fisik paling menonjol di antara rekan-rekannya di tim nasional Indonesia di bawah usia 19 tahun. Hal itu lantaran gaya rambut kucirnya yang mirip samurai asal Jepang.
Ketika ditanya inspirasi model rambut tersebut, Paulo memang mengakui adanya unsur serapan budaya Jepang. Tepatnya tokoh kartun Rurouni Kenshin dalam komik Samurai X. "Saya terinspirasi tokoh itu," kata Paulo, usai sesi latihan sore di Lapangan ABC Senayan, Rabu, 9 Oktober 2013.
Inspirasinya muncul dari hobi Paulo membaca komik Jepang. "Saya memang suka baca komik dan suka kartun," ujarnya. Sejak perhelatan Piala Federasi Sepak bola Asia Tenggara di Sidorjo, bulan lalu, Paulo mencukur habis rambut bagian tepi kepalanya, namun membiarkan rambut di sisi atas terburai. Supaya tidak mengganggu gerakannya, ia mengucir rambut panjangnya setiap berlaga.
Dia tidak sekadar mahir bergaya. Saat melawan Laos di kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion Gelora Bung Karno, ia bisa mencetak gol indah. Menerima umpan dari sayap kanan, Paulo melewati seorang bek lawan lalu melesakkan bola ke gawang lewat tendangan kiri keras. BERBAGAI SUMBER
Mengenai mimpinya, dalam waktu dekat dia ingin mendapatkan klub agar bisa menjadi pemain profesional. Setelah itu Paulo ingin bisa mendapatkan kesempatan membela timnas senior. "Kalau Tuhan mengijinkan, saya ingin seperti (Radja) Nainggolan. Kalau ada kesempatan main di luar negeri, kenapa tidak," tutur Paulo, Jumat (13/9/2013).
Paulo sadar agar bisa menjadi pemain profesional, apalagi bermain di luar negeri, dia harus merelakan kesempatannya bertemu dengan keluarga karena keterbatasan jarak. "Saya tidak takut jauh dari keluarga. Buktinya saja sejak kelas 2 SMA saya sudah merantau ke Jember. Pasti saya bisa," ujar Paulo.
Selain itu, Paulo juga mampu beroperasi di beberapa area alias multifungsi, baik sebagai winger, penyerang sayap maupun penyerang lubang. Bahkan, jika diperlukan, sang pemain akan berubah menjadi striker dengan akselerasi tinggi.
Berbakat Sejak Kecil
Kecintaan Paulo terhadap olahraga si kulit bundar sudah terlihat sejak kecil. Mengetahui memiliki minat yang tinggi, pria kelahiran 17 Oktober 1995 ini lantas dimasukkan orangtuanya ke sekolah sepak bola di SSB Kurnia Medan. Tidak lama setelah itu, ia memutuskan untuk berlatih di SSB yang dipimpin ayahnya sendiri yakni di Surya Putra Mariendal Medan.
Pada 2011, Paulo mengikuti seleksi All Star Team Challenge yang digelar oleh AC Milan Junior Camp. Hasilnya, ia masuk ke dalam daftar 18 pesepakbola muda yang dibawa ke San Siro, Milan.
Meski dinyatakan lolos, ia gagal ke Negeri Italia karena mengalami cedera jelang dikirim. Tempatnya akhirnya terpaksa diganti oleh Maulid, wakil dari Balikpapan.
Paulo tidak patah arang. Ia terus berlatih. Bahkan untuk menggapai cita-cita menjadi pesepakbola profesional di luar negeri, saat kelas 2 SMA, ia meninggalkan kota asal dan merantau ke Jember, Jawa Timur. Di kota ini, ia bergabung bersama Jember United.
Ketika ada seleksi tim nasional U-19 beberapa bulan lalu, Paulo pun ikut serta. Indra Sjafrie selaku kepala pelatih ternyata memasukkan namanya sebagai salah satu dari 20 pemain yang dibawa ke turnamen AFF U-19 2013.
Jalan Paulo Oktavianus Sitanggang menuju sebagai pemain sepak bola profesional masih panjang. Tetapi, kita harus percaya dengan ketekunan berlatih dan kerendahan hati ia bisa mewujudkan impiannya itu.
Si Kuncir dari Medan
Paulo Oktavianus Sitanggang menjadi pemain dengan penampilan fisik paling menonjol di antara rekan-rekannya di tim nasional Indonesia di bawah usia 19 tahun. Hal itu lantaran gaya rambut kucirnya yang mirip samurai asal Jepang.
Ketika ditanya inspirasi model rambut tersebut, Paulo memang mengakui adanya unsur serapan budaya Jepang. Tepatnya tokoh kartun Rurouni Kenshin dalam komik Samurai X. "Saya terinspirasi tokoh itu," kata Paulo, usai sesi latihan sore di Lapangan ABC Senayan, Rabu, 9 Oktober 2013.
Inspirasinya muncul dari hobi Paulo membaca komik Jepang. "Saya memang suka baca komik dan suka kartun," ujarnya. Sejak perhelatan Piala Federasi Sepak bola Asia Tenggara di Sidorjo, bulan lalu, Paulo mencukur habis rambut bagian tepi kepalanya, namun membiarkan rambut di sisi atas terburai. Supaya tidak mengganggu gerakannya, ia mengucir rambut panjangnya setiap berlaga.
Dia tidak sekadar mahir bergaya. Saat melawan Laos di kualifikasi Piala Asia U-19 di Stadion Gelora Bung Karno, ia bisa mencetak gol indah. Menerima umpan dari sayap kanan, Paulo melewati seorang bek lawan lalu melesakkan bola ke gawang lewat tendangan kiri keras. BERBAGAI SUMBER
0 komentar:
Post a Comment