Ramadhan Pohan, Anak Medan yang Rindu Kampung Halaman

Ramadhan Pohan 20 tahun berprofesi sebagai wartawan. Terakhir, ia adalah pemimpin redaksi harian Jurnal Nasional, di Jakarta. Semasa muda, dia pernah ditugaskan di Amerika Serikat dan Eropa bagian Timur (negara-negara Balkan). Ia juga pernah ditugaskan meliput di Afrika. Hampir 12 tahun Ramadhan Pohan ditugaskan di luar negeri. Maka tak heran bila Ramadhan Pohan fasih berbahasa Inggris, plus bahasa Bulgaria.

Orang Batak sudah selayaknya membanggakan Ramadhan Pohan. Sebagai anggota DPR berdarah Batak, Ramadhan adalah satu-satunya anggota DPR yang mendapat penghargaan berturut-turut dari MURI. Ramadhan menerima penghargaan sebagai anggota DPR pertama yang memiliki majalah akuntabilitas dan transparansi informasi aktivitas keparlemenan dan konstituen. GARASI alias Gardu Aspirasi adalah majalah bulanan yang diterbitkan Ramadhan, yang berisi seputar kegiatannya sebagai anggota DPR.

Di luar penghargaan yang diterima Ramadhan Pohan, ada hal lain yang juga perlu dicermati dari Wakil Ketua Komisi I DPR ini. Pada Pemilu 2014 nanti, Ramadhan tidak lagi mencalonkan diri dari Dapil VII Jawa Timur (Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Ponorogo, Magetan). Ia banting setir ke Dapil Sumut I (Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi).

Padahal jika mau aman melenggang kembali ke Senayan, politisi Demokrat ini bisa saja kembali mencalonkan dari Dapil VII Jatim. “Tapi mumpung masih muda, saya ingin kembali ke bona pasogit, memberikan yang terbaik bagi kampung halaman,” ujarnya kepada GABE di Senayan, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2013.

Ramadhan Pohan yang akrab disapa Bang Ramadhan Pohan (BRAPO) lahir di Pematang Siantar, 6 Desember 1966. Hingga SMP, BRAPO masih berstatus Siantar Man. Ia kemudian menempuh SMA di Medan, dan menyelesaikan Sarjana Ilmu Politik dari Universitas Indonesia. Semasa di negeri orang, BRAPO juga berhasil merampungkan magister dari American University, dan meraih sertifikat dari Graduate School of Political Management, George Washington University.

“Sumut itu punya 30 anggota DPR di Senayan. Masa tidak bisa memberikan perhatian lebih ke kampung halamannya. Masyarakat Sumut harus diperjuangkan. Tetapi itu tidak akan terjadi kalau kita hanya duduk di belakang meja. Harus berani memperjuangkan aspirasi,” Pohan menegaskan. IP
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment