
oleh Petam Marpaung
Dari latar belakang tersebut, kita tentu mendapat gambaran bahwa penduduk di wilayah Habinsaran sudah terlebih dahulu merasakan secara langsung bagaimana pola hidup yang diterapkan oleh kaum kolonial Belanda. Setidak-tidaknya, masyarakat pada saat itu dapat memetik pelajaran bertani, pendidikan zending, peradaban beragama dan konstituen lainnya. Apakah dengan proses interaksi sosial demikian, masyarakat Habinsaran lantas mengalami kemajuan? Tidak!
Faktor Ketertingalan
Banyak faktor yang mempengaruhi ketertinggalan di wilayah Habinsaran. Faktor tersebut antara lain karena daerah ini, jauh dari jangkauan jalan lintas provinsi. Kita tahu bahwa jarak antara daerah Habinsaran dengan ibukota kabupaten Tobasa, Balige, kurang lebih 46 km. Kemudian setelah Indonesia merdeka, agaknya kecamatan ini tetap terisolir. Arus pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, yang berupa infrastruktur ataupun non-infrastruktur rasa-rasanya tidak sepenuhnya sampai. Hal tersebut, akibat dari rendahnya pelayanan pemerintah daerah dalam sektor pembangunan itu sendiri. Fenomena yang memprihatinkan ini terjadi dari 1945 hingga 1980-an.
Awal Kemajuan
Nah, Setelah tahun 1980-an, Apa yang terjadi? Perkembangan apakah yang dapat kita lihat di daerah Habinsaran? Pertama, yaitu pembangunan transportasi jalan ke Borbor, Nassau ataupun Pintu Pohan Meranti , yang kini sudah menjadi kecamatan yang baru dimekarkan di wilayah Habinsaran. Kedua, pembangunan perkebunan teh oleh PTP Nusantara IV di Sibosur, yang prospeknya memberikan income besar untuk kecamatan Habinsaran. Ketiga, pembangunan sektor pendidikan. Keempat, upaya perbaikan perekonomian masyarakat, Kelima pelayanan kesehatan masyarakat, semuanya memperlihatkan kemajuan yang membanggakan. Dengan menampik kemajuan seperti itu, apakah kita lantas menunjukkan suatu euforia yang luar biasa? Tidak! Hal tersebut suatu kewajaran berbangsa dan bernegara. Wajar-wajar saja, begitu.
Rencana besar dan kerja keras
Pertanyaan utama sekarang, Mungkinkah Kecamatan Habinsaran menjadi Kabupaten ke-26 di Sumatera Utara? Jawabnya: "Sangat mungkin!" Tiada yang tidak mungkin apabila seluruh komponen terkait, mardos ni roha atau mau bekerjasama untuk menyusun proposal tentang pembentukan kabupaten tersebut sesuai dengan isi Undang Undang Otonomi Daerah. Diharapkan pula agar para intelektual daerah Habinsaran, cendikiawan, negarawan, sosiolog, politikus, ekonom, budayawan, usahawan, alim ulama, dan seluruh lapisan masyarakat, seiring sehati, sama-sama mendukung langkah-langkah perwujudan program ini.
Kemudian kebulatan tekad itu, secara legal dikondusifkan dengan pejabat pemerintah kabupaten, provinsi, ataupun pusat. Bahkan, bukan itu saja. Pihak terkait yang tidak kalah pentingnya untuk memroses gagasan ini adalah pihak legislatif ataupun pihak yudikatif dan
lawyers.
Wacana ini bukanlah mimpi. Namun, walaupun ada yang mengklaim bahwa ini adalah sebuah mimpi, janganlah kita surut oleh tantangan itu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Agaknya makna peribahasa ini memicu semangat untuk mewujudkan mimpi besar tersebut. Mimpi besar harus
direalisasikan dengan kerja keras.
Cita-cita
Kadang kala, mimpi identik dengan cita-cita. Jadi, apabila kita bercita-cita untuk meningkatkan martabat dan kesejahteraan masyarakat Habinsaran, maka satu-satunya jalan yang dapat ditempuh adalah dengan mengupayakan agar Kecamatan Habinsaran menjadi sebuah Kabupaten. Dengan demikian, secara otomatis, percepatan pembangunan di wilayah tersebut akan terimplementasikan dengan baik dan merata.
Contoh pembanding dapat kita lihat dua kabupaten yang baru dimekarkan di wilayah Tobasa, yakni Kabupaten Samosir dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Pertumbuhan dan perkembangan pembangunan di kedua kabupaten ini melaju dengan pesatnya seiring dengan kemajuan zaman.
Sampel tersebut kiranya membangkitkan prediksi kita untuk mengatakan bahwa Habinsaran nantinya akan lebih maju daripada keadaan sekarang sebab potensi alamnya cukup banyak, keadaan wilayahnya pun cukup luas untuk diolah demi hal-hal yang berfungsi serta produktif untuk mendukung anggaran pendapatan daerah.
Sipagimbar,TAPSEL, 040613
Petam Marpaung pernah menjadi Pendidik di SMA Negeri 1 Habinsaran
0 komentar:
Post a Comment