Menteri Dalam Negeri DR Gamawan Fauzi atas nama Presiden RI melantik Gatot Pujo Nugroho ST MSi sebagai Gubsu dan T Erry Nuradi SE MSi sebaga Wakil Gubernur periode 2013-2018. Pengambilan sumpah jabatan dan pelantikan digelar dalam Sidang Paripurna DPRD Sumut, Senin (17/6).
Rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, diawali dengan pembacaan Keputusan Presiden (Keppres) No 62 tertanggal 21 Mei 2013 yang mengesahkan pemberhentian dengan hormat Gubsu H Gatot Pujo Nugroho,ST sisa masa jabatan 2008-2013.
Keppres juga mengesahkan Gatot sebagai Gubsu dan T Erry Nuradi sebagai Wagubsu periode 2013-2018.
Pelantikan tersebut disaksikan Presiden PKS Anis Matta, Dewan Penasihat Golkar Akbar Tanjung, Ketua KPU Husni Kamil, anggota DPR, DPD RI, Konsul Jenderal negara sahabat, dan beberapa Gubernur se-Indonesia.
Mendagri menyebutkan Gatot pantas dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) karena dalam lima tahun terakhir sudah empat kali dilantik.
“Dalam catatan saya dalam lima tahun beliau sudah empat kali dilantik. Pertama sebagai Wakil Gubsu, kemudian yang Melaksanakan Tugas Gubernur, Gubernur sisa masa jabatan, dan Gubernur masa jabatan 2013-2018,” jelas Gamawan.
Di tempat yang sama, Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST Msi menegaskan, jabatan bukanlah sebuah kemuliaan. Menurut bapak dari lima putri itu, dalam jabatan justru bermakna besarnya tanggungjawab dan amanah.
“Dan menyangkut amanah, di sana terkandung kepercayaan yang harus dijaga,” kata mantan dosen Politeknik Negeri Medan.
“Saya ingin duet ini langgeng. Mohon jaga kami, ingatkan kami. Gatot-Tengku Erry agar tetap kompak untuk membangun Sumut dan mewujudkan visi misi Ganteng di tengah-tengah masyarakat,” tegas Gatot.
Kepemimpinan Gatot juga diperhatikan Ahmad Taufan Damanik, pengamat politik FISIP Universitas Sumatera Utara. Menurut pengamatannya, Gatot Pujo Nugroho memang newcomer (pendatang baru) di jagad politik Sumatera Utara.
Tak heran kemunculannya di dunia politik lima tahun terakhir menimbulkan banyak keraguan, dan itu wajar-wajar saja.
“Sebelumnya, dia memang bukan siapa-siapa di dunia politik. Kemunculannya di luar perhitungan, karena dia datang bukan dari orbit politik yang sudah kita kenal,” kata Taufan.
Dengan kata lain bukan dari kekuatan politik yang sudah mapan alias status quo selama ini. “Namun, saya tahu sebetulnya Gatot adalah orang yang cepat belajar, cepat beradaptasi,” tutur Taufan. IP/ORBIT
Rapat paripurna yang dipimpin Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, diawali dengan pembacaan Keputusan Presiden (Keppres) No 62 tertanggal 21 Mei 2013 yang mengesahkan pemberhentian dengan hormat Gubsu H Gatot Pujo Nugroho,ST sisa masa jabatan 2008-2013.
Keppres juga mengesahkan Gatot sebagai Gubsu dan T Erry Nuradi sebagai Wagubsu periode 2013-2018.
Pelantikan tersebut disaksikan Presiden PKS Anis Matta, Dewan Penasihat Golkar Akbar Tanjung, Ketua KPU Husni Kamil, anggota DPR, DPD RI, Konsul Jenderal negara sahabat, dan beberapa Gubernur se-Indonesia.
Mendagri menyebutkan Gatot pantas dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) karena dalam lima tahun terakhir sudah empat kali dilantik.
“Dalam catatan saya dalam lima tahun beliau sudah empat kali dilantik. Pertama sebagai Wakil Gubsu, kemudian yang Melaksanakan Tugas Gubernur, Gubernur sisa masa jabatan, dan Gubernur masa jabatan 2013-2018,” jelas Gamawan.
Di tempat yang sama, Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST Msi menegaskan, jabatan bukanlah sebuah kemuliaan. Menurut bapak dari lima putri itu, dalam jabatan justru bermakna besarnya tanggungjawab dan amanah.
“Dan menyangkut amanah, di sana terkandung kepercayaan yang harus dijaga,” kata mantan dosen Politeknik Negeri Medan.
“Saya ingin duet ini langgeng. Mohon jaga kami, ingatkan kami. Gatot-Tengku Erry agar tetap kompak untuk membangun Sumut dan mewujudkan visi misi Ganteng di tengah-tengah masyarakat,” tegas Gatot.
Kepemimpinan Gatot juga diperhatikan Ahmad Taufan Damanik, pengamat politik FISIP Universitas Sumatera Utara. Menurut pengamatannya, Gatot Pujo Nugroho memang newcomer (pendatang baru) di jagad politik Sumatera Utara.
Tak heran kemunculannya di dunia politik lima tahun terakhir menimbulkan banyak keraguan, dan itu wajar-wajar saja.
“Sebelumnya, dia memang bukan siapa-siapa di dunia politik. Kemunculannya di luar perhitungan, karena dia datang bukan dari orbit politik yang sudah kita kenal,” kata Taufan.
Dengan kata lain bukan dari kekuatan politik yang sudah mapan alias status quo selama ini. “Namun, saya tahu sebetulnya Gatot adalah orang yang cepat belajar, cepat beradaptasi,” tutur Taufan. IP/ORBIT
0 komentar:
Post a Comment