Masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Tobasa mendatangi Kantor PLN Rayon Balige, Kamis (13/3). Aksi damai yang mereka lakukan mendesak agar pihak PLN segera menuntaskan pemadaman listrik. Sebab, kondisi itu berdampak merugikan masyarakat di daerah itu.
Salah seorang orator, Walsa Tampubolon, meminta agar pemadaman listrik yang terjadi di daerah itu segera dihentikan. Sebab, listrik merupakan kebutuhan primer yang sangat penting bagi masyarakat. Bahkan, seringnya pemadan menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.
“Pemadaman listrik yang dilakukan pihak PLN dinilai sewenang-wenang. Sebab, selain tidak memberitahukan kepada masyarakat, kondisi itu juga membuat mereka rugi,” jelasnya.
Menutu Walsa, untuk itu, masyarakat meminta pihak PLN agar segera menghentikan pemadaman. Kemudian, meminta pihak PLN untuk memberikan kompensasi kepada konsumen berupa tidak membayar tagihan listrik selama tiga bulan.
Sementara itu, Kepala PLN Rayon Balige R Sianturi yang menerima massa mengaku akan menyampaikan aspirasi itu kepada pimpinan tertinggi mereka. Sebab, pimpinan tertinggi yang memiliki kebijakan dan wewenang.
“Kami sampaikan, pemadaman listrik yang dilakukan secara bergilir ini akibat pemakaian masyarakat yang sangat besar. Sedangkan, daya listrik yang dikeluarkan oleh PLN Sumut adalah 1600 Mega Watt (MW). Sementara, ketersediaan daya listrik PLN Sumut dari segala lini yang kita dapat, dapat dikondeksikan keseluruhnya di Sumut hanya 1300 MW.
Sehingga kekurangan itu diperkirakan sekitar 330 MW lebih. Inilah penyebabnya listrik kita sering padam,” sebut Sianturi. Usai mendengarkan penjelasan Kepala PLN Rayon Balige, sambil membawa spanduk dan poster, massa beralih ke Kantor DPRD Tobasa.
Di sana, massa diterima langsung anggota DPRD Franjos Sitorus dari Komisi A, Jojor Marintan Napitupulu dari Komisi B, Gumontan Pasaribu dari Komisi C dan Boike Pasaribu serta Tonny Sakkan Siahaan.
Saat itu, anggota DPRD berjanji dalam kurun waktu dekat, mereka akan membuat rapat terbuka. Mereka akan membahas terkait pemadaman listrik yang sering terjadi. METROSIANTAR
Salah seorang orator, Walsa Tampubolon, meminta agar pemadaman listrik yang terjadi di daerah itu segera dihentikan. Sebab, listrik merupakan kebutuhan primer yang sangat penting bagi masyarakat. Bahkan, seringnya pemadan menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat.
“Pemadaman listrik yang dilakukan pihak PLN dinilai sewenang-wenang. Sebab, selain tidak memberitahukan kepada masyarakat, kondisi itu juga membuat mereka rugi,” jelasnya.
Menutu Walsa, untuk itu, masyarakat meminta pihak PLN agar segera menghentikan pemadaman. Kemudian, meminta pihak PLN untuk memberikan kompensasi kepada konsumen berupa tidak membayar tagihan listrik selama tiga bulan.
Sementara itu, Kepala PLN Rayon Balige R Sianturi yang menerima massa mengaku akan menyampaikan aspirasi itu kepada pimpinan tertinggi mereka. Sebab, pimpinan tertinggi yang memiliki kebijakan dan wewenang.
“Kami sampaikan, pemadaman listrik yang dilakukan secara bergilir ini akibat pemakaian masyarakat yang sangat besar. Sedangkan, daya listrik yang dikeluarkan oleh PLN Sumut adalah 1600 Mega Watt (MW). Sementara, ketersediaan daya listrik PLN Sumut dari segala lini yang kita dapat, dapat dikondeksikan keseluruhnya di Sumut hanya 1300 MW.
Sehingga kekurangan itu diperkirakan sekitar 330 MW lebih. Inilah penyebabnya listrik kita sering padam,” sebut Sianturi. Usai mendengarkan penjelasan Kepala PLN Rayon Balige, sambil membawa spanduk dan poster, massa beralih ke Kantor DPRD Tobasa.
Di sana, massa diterima langsung anggota DPRD Franjos Sitorus dari Komisi A, Jojor Marintan Napitupulu dari Komisi B, Gumontan Pasaribu dari Komisi C dan Boike Pasaribu serta Tonny Sakkan Siahaan.
Saat itu, anggota DPRD berjanji dalam kurun waktu dekat, mereka akan membuat rapat terbuka. Mereka akan membahas terkait pemadaman listrik yang sering terjadi. METROSIANTAR
0 komentar:
Post a Comment