Menghilangnya sinyal Telkomsel di Kecamatan Habinsaran, Borbor, dan Nassau sejak seminggu terakhir, menjadi pembicaraan hangat di kalangan anak perantau. Semua protes, kenapa sinyal Telkomsel tiba-tiba lenyap, apa alasannya, siapa bertanggungjawab, dan seterusnya.
GABE lalu mencoba menghubungi operator Telkomsel lewat Call Center dan media sosial twitter @Telkomsel. Anehnya, Telkomsel seperti orang tidak pernah sekolah karena selalu menanyakan hal-hal yang kurang masuk akal alias tidak nyambung.
Contoh, Telkomsel bertanya lokasi detail gangguan sinyal. GABE pun memberikan alamat lengkap dan beberapa nomor telepon yang kena gangguan. Tunggu punya tunggu, Telkomsel lalu bertanya kembali, “Mohon dikirimkan jenis handphone, IMEI, dan PIN.” Permintaan ini jelas tidak masuk akal karena sejak awal sudah diterangkan tower BTS di Bukit Tangiang, Silaen-lah yang bermasalah.
Namun, lagi-lagi Telkomsel mengirimkan permintaan serupa. Operator Telkomsel selalu meminta jenis HP yang dipakai, apakah berlangganan paket BB atau tidak, dan lain-lain yang bersifat data teknis. Bila disimpulkan, operator Telkomsel seperti orang tidak sekolah, tidak bisa mengerti persoalan yang sangat mudah.
Padahal, persoalan sesungguhnya adalah Telkomsel belum membayar sewa lahan Tower BTS kepada pemilik lahan di Bukit Tangiang. Kesal tidak dibayar sejak enam tahun silam, pemilik lahan tersebut lalu memutus sumber tenaga BTS. “Ini hanya semudah menyalakan atau mematikan meteran listrik, tinggal klik, sinyal ke Habinsaran langsung menyala kembali,” ujar salah satu sumber GABE.
GABE lalu mencoba menghubungi operator Telkomsel lewat Call Center dan media sosial twitter @Telkomsel. Anehnya, Telkomsel seperti orang tidak pernah sekolah karena selalu menanyakan hal-hal yang kurang masuk akal alias tidak nyambung.
Contoh, Telkomsel bertanya lokasi detail gangguan sinyal. GABE pun memberikan alamat lengkap dan beberapa nomor telepon yang kena gangguan. Tunggu punya tunggu, Telkomsel lalu bertanya kembali, “Mohon dikirimkan jenis handphone, IMEI, dan PIN.” Permintaan ini jelas tidak masuk akal karena sejak awal sudah diterangkan tower BTS di Bukit Tangiang, Silaen-lah yang bermasalah.
Namun, lagi-lagi Telkomsel mengirimkan permintaan serupa. Operator Telkomsel selalu meminta jenis HP yang dipakai, apakah berlangganan paket BB atau tidak, dan lain-lain yang bersifat data teknis. Bila disimpulkan, operator Telkomsel seperti orang tidak sekolah, tidak bisa mengerti persoalan yang sangat mudah.
Padahal, persoalan sesungguhnya adalah Telkomsel belum membayar sewa lahan Tower BTS kepada pemilik lahan di Bukit Tangiang. Kesal tidak dibayar sejak enam tahun silam, pemilik lahan tersebut lalu memutus sumber tenaga BTS. “Ini hanya semudah menyalakan atau mematikan meteran listrik, tinggal klik, sinyal ke Habinsaran langsung menyala kembali,” ujar salah satu sumber GABE.
Nampaknya orang telkomsel sudah kehabisan akal, untuk menarik perhatian pelanggan. Bayangkan saja 20x dalam satu hari masuk SMS ke HP saya, entah apa isinya saya tidak tau, yang beginilah yang begitulah macam macam. Teringat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu terhadap Telkomsel. Makanya sekarang telkomsel tidak bakalan laku lagi.
ReplyDelete