Komite Etik KPK yang diketuai Anies
Baswedan kembali diprotes karena dinilai tidak bekerja profesional.
Kritik pertama datang dari Ketua KPK Abraham Samad yang menyebut Komite
Etik tidak paham langkah pemberantasan korupsi sebenarnya. “Yang saya
lakukan dalam memberantas korupsi ialah langkah-langkah yang progresif
dan radikal,“ kata Abraham, Kamis (4/4/2013).
MENURUTNYA, langkah
progresif dan radikal sangat diperlukan untuk memberangus tindak korupsi
yang begitu masif dan sangat rawan. “Korupsi di Indonesia masif dan
meluas makanya diperlukan langkah-langkah radikal dan progresif,“
tegasnya.
SUMBER
![]() |
DWI ANGGIA |
Sedangkan kritikan kedua datang dari
presenter TV One Dwi Anggia yang mempertanyakan kinerja Anies Baswedan
Cs. Sebelumnya, Komite Etik menuding Abraham Samad melakukan komunikasi
dengan Dwi Anggia via BlackBerry Messenger terkait draf sprindik atas
nama Anas Urbaningrum.
Dwi disebut sering memanggil Abraham dengan
sebutan Daeng. "Bahwa benar Dwi Anggia sering berkomunikasi dengan
Wiwin Suwandi. Untuk berkomunikasi lewat BlackBerry (BB) dengan
terperiksa I Abraham Samad, Dwi menyapa terperiksa dengan panggilan
Daeng," sebut anggota komite Tumpak Hatorangan Panggabean di Auditorium
Gedung KPK, Jakarta, Rabu (3/4).
Data lain yang ditemukan Komite dari hasil
kloning terhadap BlackBerry milik Dwi Anggia adalah ditemukannya
pernyataan, "Iya valid sekali Daeng BB aku tadi." Percakapan tersebut
diduga berkaitan dengan proses penyidikan kasus Hambalang dengan
tersangka Anas Urbaningrum.
Namun, Dwi Anggia membantah pernyataan "Iya
valid sekali Daeng BB aku tadi", berkaitan dengan kasus Hambalang.
Menurut dia, pernyataan itu merupakan jawaban atas konfirmasi status
tersangka RZ. Dwi tidak menjelaskan siapa tersangka RZ. Akan tetapi,
bila dikaitkan dengan pemeriksaan di KPK, inisial tersebut bisa merujuk
Rusli Zainal, yang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus
korupsi PON Riau.
Dwi Anggia pun merasa ada yang janggal
dengan kinerja Komite Etik. Bukan memelintir fakta yang sebenarnya. “#9
hasilnya adalah justifikasi yg menimbulkan persepsi persepsi yang tidak
tepat. bukannya komite etik berkerja membenahi etika dan moral?”
demikian salah satu kicauan Dwi Anggia lewat akun twitternya,
@dwi_anggia, Kamis (4/4/2013).
Diketahui, dalam penyelidikan Komite Etik,
Wiwin Suwandi, Sekretaris Ketua KPK Abraham Samad, terbukti membocorkan
salinan sprindik, yang dicetak pada 7 Februari 2013 pada pukul 21.46
WIB.
Wiwin juga berupaya menghubungi Tri
Suherman pada 8 Februari pukul 21.00. Wiwin mengakui, Tri Suherman
mengambil foto setidaknya dua gambar dari file yang dicetak yang
merupakan potongan sprindik Anas dan dikirimkan ke Tri Suherman melalui
BBM.
Selain Wiwin, Komite Etik juga memutuskan
Abraham Samad ikut melanggar kode etik KPK sebagai pimpinan KPK.
"Berdasarkan pemeriksaan komite etik, ada dugaan keterlibatan pimpinan
KPK lainnya seperti Adnan Pandu Praja sebagai terperiksa," begitu bunyi
keputusan Komite Etik, di Jakarta, Rabu (4/3/2013).
Komite Etik juga membacakan nama-nama yang
telah diperiksa terkait kasus ini. Pada sidang terbuka, Komite Etik
dihadiri lima orang komite Etik. Menurut Komite Etik, keputusan ini
belum mutlak dan kesimpulan akan diserahkan kembali kepada pimpinan KPK.
Berikut kicauan lengkap Dwi Anggia tentang Komite Etik KPK:
#1 saya rasa komite etik juga harus bekerja berdasarkan etika dan fakta. sy sudah jelaskan kepada komite etik,
#2 terkait bbm saya ke WS “Iya, valid sekali, Daeng bbm ak td " , tidak ada kaitan dgn status AU,
#3 bunyi bbm itu adalah terkait konfirmasi dengan status RZ. ini sudah sangat jelas sy sampaikan kepd komite etik.
#4 ini sudah sangat jelas sy sampaikan pd
komite etik, dan mereka menerima dng sgt jelas penjelasan sy. tp mengapa
ketika di umumkan berbeda
#5 sy heran, apakah komitek etik paham atas
apa yg sy sampaikan? bgaiman mungkin komite etik mengeluarkan
kesimpulan tdk berdasar fakta?
#6 sy juga pnya transkrip yg bs sy gelar utk mengingatkan kembali komite etik. andai saja mereka lupa.
#7 padahal dalam pertemuan dng komite etik,
sgt jelas kronologis sy sampaikan. tp sy keberatan, bahwa ternyata yg
diumumkan tdk sesuai fakta
#8 sy dtg penuhi panggilan dng niat baik membantu. tapi sayangnya ada hal yg menurut sy tdk sesuai dng fakta apa adanya
#9 hasilnya adalah justifikasi yg
menimbulkan persepsi persepsi yang tidak tepat. bukannya komite etik
berkerja membenahi etika dan moral?
#10 demikian sedikit yg ingin sy sampaikan terkait hasil pemeriksaan komite etik.
SUMBER
0 komentar:
Post a Comment