Banyaknya orang Batak yang terjun sebagai akademisi memang sudah tidak diragukan lagi. Kampus-kampus di seantero negeri selalu saja dihuni orang Batak yang titelnya banyak berderet di belakang namanya. Tak hanya akademisi, orang Batak yang berkecimpung sebagai praktisi juga banyak menenteng gelar hingga doktor.
Dalam penelitian yang dilakukan musisi veteran Batak, Nortier Simanungkalit, pada 1999 terdapat 254 orang Batak yang bergelar doktor. Data tersebut diperoleh setelah Nortier melakukan penelitian dan wawancara terhadap 20 marga di Jakarta. Saat itu, Nortier ingin meneliti apakah betul ada korelasi antara minat musik yang tinggi dengan kecerdasan daya pikir. Menurut Nortier, suku atau orang yang menyenangi musik cenderung mempunyai tingkat kejeniusan yang tinggi.
Nortier pun mengambil contoh beberapa suku atau negara yang memiliki minat tinggi terhadap musik yang dikaitkan dengan tingkat kecerdasannya. Dia memaparkan, dari satu juta penduduk Israel terdapat 600 orang yang bergelar doktor. Amerika lebih sedikit yakni 400 doktor dari satu juta penduduk. Disusul India yang mengoleksi 200 doktor dari satu juta penduduk. Kemudian, Malaysia yang punya 45 doktor dari satu juta penduduk. Sedangkan Indonesia hanya mampu mencetak 7 doktor dari satu juta penduduk.
Menariknya, dalam penelitian Nortier, pada 1999 ketika orang Batak diprediksi masih berjumlah empat juta jiwa, pemegang gelar doktor sudah mencapai 254 orang. Dengan kata lain, dari satu juta penduduk orang Batak terdapat 63 bergelar doktor. Penelitian Nortier tersebut dipublikasikan di Harian Kompas, pada 22 Agustus 1999. Lantas, bagaimana dengan sekarang? IP/GABE
Dalam penelitian yang dilakukan musisi veteran Batak, Nortier Simanungkalit, pada 1999 terdapat 254 orang Batak yang bergelar doktor. Data tersebut diperoleh setelah Nortier melakukan penelitian dan wawancara terhadap 20 marga di Jakarta. Saat itu, Nortier ingin meneliti apakah betul ada korelasi antara minat musik yang tinggi dengan kecerdasan daya pikir. Menurut Nortier, suku atau orang yang menyenangi musik cenderung mempunyai tingkat kejeniusan yang tinggi.
Nortier pun mengambil contoh beberapa suku atau negara yang memiliki minat tinggi terhadap musik yang dikaitkan dengan tingkat kecerdasannya. Dia memaparkan, dari satu juta penduduk Israel terdapat 600 orang yang bergelar doktor. Amerika lebih sedikit yakni 400 doktor dari satu juta penduduk. Disusul India yang mengoleksi 200 doktor dari satu juta penduduk. Kemudian, Malaysia yang punya 45 doktor dari satu juta penduduk. Sedangkan Indonesia hanya mampu mencetak 7 doktor dari satu juta penduduk.
Menariknya, dalam penelitian Nortier, pada 1999 ketika orang Batak diprediksi masih berjumlah empat juta jiwa, pemegang gelar doktor sudah mencapai 254 orang. Dengan kata lain, dari satu juta penduduk orang Batak terdapat 63 bergelar doktor. Penelitian Nortier tersebut dipublikasikan di Harian Kompas, pada 22 Agustus 1999. Lantas, bagaimana dengan sekarang? IP/GABE
0 komentar:
Post a Comment