Direktur Rumah Sakit Umum (RSUD) Porsea Kabupaten Toba
Samosir (Tobasa) dr. Sabam Simatupang, MPH menciptakan suatu aplikasi software komputer untuk menghitung pembiayaan perawatan pasien di rumah sakit tersebut.
Aplikasi ini dia ciptakan guna meningkatkan pelayanan dan dapat lebih meningkatkan ketransparanan serta untuk mempermudah penghitungan pembiayaan pasien pada unit layanan yang ada di rumah sakit tersebut. Dengan demikian, pasien bisa mengetahui secara jelas dan terperinci biaya yang dikekeluarkan pada waktu melakukan transaksi pembayaran pelayanan kesehatan di rumah sakit itu dan pasien juga tidak merasa dirugikan ketika melakukan transaksi perobatan.
"Aplikasi ini saya ciptakan demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan warga yang datang berobat ke rumah sakit ini bisa mengetahui secara terperinci berapa biaya perobatan yang harus dibayarkan oleh pihak pasien, karena di RSUD ini ada 600 transaksi setap harinya untuk pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan dokter, dan lap, " kata dr. Sabam di RSUD Porsea.
Aplikasi ini dia ciptakan guna meningkatkan pelayanan dan dapat lebih meningkatkan ketransparanan serta untuk mempermudah penghitungan pembiayaan pasien pada unit layanan yang ada di rumah sakit tersebut. Dengan demikian, pasien bisa mengetahui secara jelas dan terperinci biaya yang dikekeluarkan pada waktu melakukan transaksi pembayaran pelayanan kesehatan di rumah sakit itu dan pasien juga tidak merasa dirugikan ketika melakukan transaksi perobatan.
"Aplikasi ini saya ciptakan demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan warga yang datang berobat ke rumah sakit ini bisa mengetahui secara terperinci berapa biaya perobatan yang harus dibayarkan oleh pihak pasien, karena di RSUD ini ada 600 transaksi setap harinya untuk pelayanan kepada masyarakat termasuk pelayanan dokter, dan lap, " kata dr. Sabam di RSUD Porsea.
Rabu (12/9).
Dicontohkannya, apabila ada seorang pasien baru masuk RSUD Porsea, maka mulai perawatan pertama hingga diperbolehkan pulang ke rumah, semua pelayanan yang diterima si pasien tercatat dengan terperinci. “Misalnya, siapa dokter yang menangani, berapa kali konsul, obat apa saja yang diberikan dan penanganan apa saja yang telah dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien, semua tercatat dengan jelas dan ada harga satuannya,” jelasnya seraya menyayangkan bahwa di RSUD Porsea sendiri masih memiliki 13 unit komputer padahal yang dibutuhkan 18 unit.
Diakuinya, bahwa beberapa waktu lalu, ada warga yang komplain kepada pihak RSUD Porsea atas transaksi biaya perobatan yang dirasa merugikan pihak keluarga pasien. Namun komplain tersebut sudah dapat teratasi dan kelebihan pembayaran dikembalikan kepada pasien tersebut.
"Kita sudah membahas komplain warga tersebut dan kita sudah memanggil dokter dan para petugas kesehatan lainnya yang melakukan perawatan terhadap pasien tersebut waktu itu. Setelah kita bahas dan hitung pembiayaan perobatan pasien, ternyata kita temukan kelebihan transaksi pembayaran biaya perobatan yang dibayarkan oleh pasien kepada pihak rumah sakit.
Dicontohkannya, apabila ada seorang pasien baru masuk RSUD Porsea, maka mulai perawatan pertama hingga diperbolehkan pulang ke rumah, semua pelayanan yang diterima si pasien tercatat dengan terperinci. “Misalnya, siapa dokter yang menangani, berapa kali konsul, obat apa saja yang diberikan dan penanganan apa saja yang telah dilakukan pihak rumah sakit terhadap pasien, semua tercatat dengan jelas dan ada harga satuannya,” jelasnya seraya menyayangkan bahwa di RSUD Porsea sendiri masih memiliki 13 unit komputer padahal yang dibutuhkan 18 unit.
Diakuinya, bahwa beberapa waktu lalu, ada warga yang komplain kepada pihak RSUD Porsea atas transaksi biaya perobatan yang dirasa merugikan pihak keluarga pasien. Namun komplain tersebut sudah dapat teratasi dan kelebihan pembayaran dikembalikan kepada pasien tersebut.
"Kita sudah membahas komplain warga tersebut dan kita sudah memanggil dokter dan para petugas kesehatan lainnya yang melakukan perawatan terhadap pasien tersebut waktu itu. Setelah kita bahas dan hitung pembiayaan perobatan pasien, ternyata kita temukan kelebihan transaksi pembayaran biaya perobatan yang dibayarkan oleh pasien kepada pihak rumah sakit.
Karena ada kelebihan pembayaran, saat itu juga dokter maupun petugas yang menerima biaya perobatan pasien tersebut harus mengembalikan uang ataupun biaya yang lebih itu," ujar Sabam sembari menutupi identitas
dokter maupun petugas kesehatan yang menerima biaya lebih transaksi perobatan tersebut.
Dikatakannya, dengan tindakan seperti itu, tercipta ketransparan dan kenyamanan bagi pasien. “Namun, setiap tindakan pasti ada konsekuensinya dan sangat dimungkinkan jika ada oknum petugas kesehatan yang bertugas di rumah sakit ini merasa tidak nyaman karna penerapan system aplikasi transaksi tersebut,” ujar Sabam seraya menyampaikan bahwa saat ini juga diberlakukan system rotasi petugas di lingkungan RSUD Porsea yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masing-masing petugas kesehatan tentang pelayanan kesehatan dan rotasi tersebut berdampak juga pada peningkatan kualitas kerja petugas kesehatan yang ada di RSUD Porsea.
Sementara itu, Kepala Tata Usaha RSUD Porsea Sarman Marbun mengakui bahwa RSUD Porsea masih butuh pembenahan diberbagai sektor unit pelayanan. “Masih banyak yang perlu dibenahi di RSUD Porsea ini. Misalnya, kelengkapan alat-alat kesehatan, infrastruktur dan juga pembinaan pegawai maupun petugas kesehatan. Saat ini, hal tersebut kita benahi satu per satu demi kenyamanan pasien serta demi kemajuan rumah sakit ini,” ungkapnya.
Dikatakannya juga, bahwa saat ini RSUD Porsea telah menggunakan aplikasi komputer untuk mempermudah transaksi pembayaran sekaligus sebagai ketransparanan rumah sakit dalam melayani masyarakat. “Jika ada warga atau pasien yang mengeluh dan tidak puas ataupun merasa dirugikan atas pelayanan rumah sakit ini, bisa langsung menyampaikannya kepada kami dan kami pastikan untuk memproses dan menindaklanjutinya,” tegas Sarman ***
Dikatakannya, dengan tindakan seperti itu, tercipta ketransparan dan kenyamanan bagi pasien. “Namun, setiap tindakan pasti ada konsekuensinya dan sangat dimungkinkan jika ada oknum petugas kesehatan yang bertugas di rumah sakit ini merasa tidak nyaman karna penerapan system aplikasi transaksi tersebut,” ujar Sabam seraya menyampaikan bahwa saat ini juga diberlakukan system rotasi petugas di lingkungan RSUD Porsea yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan masing-masing petugas kesehatan tentang pelayanan kesehatan dan rotasi tersebut berdampak juga pada peningkatan kualitas kerja petugas kesehatan yang ada di RSUD Porsea.
Sementara itu, Kepala Tata Usaha RSUD Porsea Sarman Marbun mengakui bahwa RSUD Porsea masih butuh pembenahan diberbagai sektor unit pelayanan. “Masih banyak yang perlu dibenahi di RSUD Porsea ini. Misalnya, kelengkapan alat-alat kesehatan, infrastruktur dan juga pembinaan pegawai maupun petugas kesehatan. Saat ini, hal tersebut kita benahi satu per satu demi kenyamanan pasien serta demi kemajuan rumah sakit ini,” ungkapnya.
Dikatakannya juga, bahwa saat ini RSUD Porsea telah menggunakan aplikasi komputer untuk mempermudah transaksi pembayaran sekaligus sebagai ketransparanan rumah sakit dalam melayani masyarakat. “Jika ada warga atau pasien yang mengeluh dan tidak puas ataupun merasa dirugikan atas pelayanan rumah sakit ini, bisa langsung menyampaikannya kepada kami dan kami pastikan untuk memproses dan menindaklanjutinya,” tegas Sarman ***
0 komentar:
Post a Comment