Sudah saatnya pendekatan diplomasi saat ini mulai diubah dari pendekatan yang hanya sekedar “memperkenalkan” bergeser dengan strategi “menghadirkan” Indonesia di tengah-tengah masyarakat dunia. Hal tersebut diungkapkan Dr. Hotmangaradja Pandjaitan, Duta Besar RI untuk Prancis, Kepangeran Andorra, Monako dan UNESCO saat menghadiri acara Pertemuan Badan Musyawarah Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Prancis, 20 Desember 2014 lalu di KBRI Paris.
Dubes Hotmangaradja Pandjaitan mengatakan diplomasi Indonesia-Prancis ke depan akan semakin aktif menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Berbagai program telah dilakukan untuk “memperkenalkan” Indonesia di dunia luar. “Ke depan, selain memperkenalkan, harus ada upaya lebih untuk menghadirkan Indonesia di dalam masyarakat luar negeri, ini merupakan tantangan kita bersama,” jelasnya.
Langkah untuk menghadirkan Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. ”Selain melalui peningkatan peran diplomasi seni dan budaya, juga melalui pendekatan kerjasama dengan institusi pendidikan,” ungkapnya. Dubes Pandjaitan berharap kerjasama dengan universitas-universitas di Prancis tempat mahasiswa Indonesia belajar akan semakin meningkat. “Kekayaan alam dan budaya serta karakter bangsa Indonesia bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat dunia,” tegas Dubes.
Ia berharap juga akan semakin banyak orang-orang Prancis yang menulis tentang Indonesia khususnya dari sisi akademik. “Dengan mereka menulis tentang Indonesia, akan memberikan dampak yang luas yang positif,” jelasnya.
Sementara itu Henry Katjily, Koordinator Pensosbud KBRI Paris mengungkapkan bahwa visi Dubes tersebut akan dilaksanakan dengan meningkatan kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak. “Selain pelajar dan mahasiswa, kami juga intensif menjalin kerjasama dengan masyarakat Franco-Indonesia, walikota di masing-masing wilayah, dan komunitas lainnya,”ungkapnya.
Henry Katjily menyampaikan bahwa dalam Sidang Bamus, PPI Prancis telah menetapkan Indah Tridiyanti sebagai Ketua Umum PPI Prancis 2014/2015. Dalam masa kepengurusannya, Indah Tridiyanti sudah memiliki beberapa agenda penting diantaranya penyelenggaraan Olimpiade Karya Tulis Ilmiah (OKTI) IV, Eurolimpic, Le Prix Jeunes Garuda, Gerakan 1 Euro dan program-program kebudayaan di 21 wilayah PPI se-Prancis.
Sedangkan menurut Dhiara Fasya, Ketua PPI Prancis 2013/2014 yang telah menyelesaikan tugasnya, saat ini jumlah pelajar/mahasiswa Indonesia di Prancis sekitar 550 orang. Mereka tersebar dalam berbagai jenjang studi baik S1,S2 hingga S3. “Kami terus menjalin interaksi dan komunikasi dengan teman-teman di daerah dalam berbagai kegiatan untuk terus memperkenalkan sekaligus menghadirkan Indonesia di Prancis,” jelasnya.
Hotmangaradja M.P. Pandjaitan lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 14 Oktober 1953; umur 61 tahun. Ia adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD. Hotmangaraja juga merupakan putra dari Pahlawan Revolusi, Mayjen TNI Anumerta D.I. Pandjaitan. Ia berasal dari kesatuan Infanteri - Baret Merah (Kopassus) angkatan 1977. Suami dari Katarina Dwi Astuti ini memiliki dua orang putra. Dua anak laki-lakinya sempat masuk kuliah, tapi begitu semester dua, memilih mendaftar di AKABRI dan ternyata lulus sampai sekarang. Anak pertamanya, Abraham kini berdinas di Kopassus sementara putra keduanya masih pendidikan infanteri.
Hotmangaradja dipercaya oleh Presiden SBY sebagai Duta Besar Unesco, merangkap dubes untuk negara Perancis, Andora dan Monako. Selain melantik Hotmangaradja, Presiden SBY juga melantik 21 dubes baru lainnya yang akan mewakili Pemerintah Indonesia di sejumlah negara. Pelantikan dilakukan Rabu (15/10) di Istana Negara, Jakarta.
Dubes Hotmangaradja Pandjaitan mengatakan diplomasi Indonesia-Prancis ke depan akan semakin aktif menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Berbagai program telah dilakukan untuk “memperkenalkan” Indonesia di dunia luar. “Ke depan, selain memperkenalkan, harus ada upaya lebih untuk menghadirkan Indonesia di dalam masyarakat luar negeri, ini merupakan tantangan kita bersama,” jelasnya.
Langkah untuk menghadirkan Indonesia dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. ”Selain melalui peningkatan peran diplomasi seni dan budaya, juga melalui pendekatan kerjasama dengan institusi pendidikan,” ungkapnya. Dubes Pandjaitan berharap kerjasama dengan universitas-universitas di Prancis tempat mahasiswa Indonesia belajar akan semakin meningkat. “Kekayaan alam dan budaya serta karakter bangsa Indonesia bisa menjadi inspirasi untuk masyarakat dunia,” tegas Dubes.
Ia berharap juga akan semakin banyak orang-orang Prancis yang menulis tentang Indonesia khususnya dari sisi akademik. “Dengan mereka menulis tentang Indonesia, akan memberikan dampak yang luas yang positif,” jelasnya.
Sementara itu Henry Katjily, Koordinator Pensosbud KBRI Paris mengungkapkan bahwa visi Dubes tersebut akan dilaksanakan dengan meningkatan kerjasama seluas-luasnya dengan berbagai pihak. “Selain pelajar dan mahasiswa, kami juga intensif menjalin kerjasama dengan masyarakat Franco-Indonesia, walikota di masing-masing wilayah, dan komunitas lainnya,”ungkapnya.
Henry Katjily menyampaikan bahwa dalam Sidang Bamus, PPI Prancis telah menetapkan Indah Tridiyanti sebagai Ketua Umum PPI Prancis 2014/2015. Dalam masa kepengurusannya, Indah Tridiyanti sudah memiliki beberapa agenda penting diantaranya penyelenggaraan Olimpiade Karya Tulis Ilmiah (OKTI) IV, Eurolimpic, Le Prix Jeunes Garuda, Gerakan 1 Euro dan program-program kebudayaan di 21 wilayah PPI se-Prancis.
Sedangkan menurut Dhiara Fasya, Ketua PPI Prancis 2013/2014 yang telah menyelesaikan tugasnya, saat ini jumlah pelajar/mahasiswa Indonesia di Prancis sekitar 550 orang. Mereka tersebar dalam berbagai jenjang studi baik S1,S2 hingga S3. “Kami terus menjalin interaksi dan komunikasi dengan teman-teman di daerah dalam berbagai kegiatan untuk terus memperkenalkan sekaligus menghadirkan Indonesia di Prancis,” jelasnya.
Hotmangaradja M.P. Pandjaitan lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 14 Oktober 1953; umur 61 tahun. Ia adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD. Hotmangaraja juga merupakan putra dari Pahlawan Revolusi, Mayjen TNI Anumerta D.I. Pandjaitan. Ia berasal dari kesatuan Infanteri - Baret Merah (Kopassus) angkatan 1977. Suami dari Katarina Dwi Astuti ini memiliki dua orang putra. Dua anak laki-lakinya sempat masuk kuliah, tapi begitu semester dua, memilih mendaftar di AKABRI dan ternyata lulus sampai sekarang. Anak pertamanya, Abraham kini berdinas di Kopassus sementara putra keduanya masih pendidikan infanteri.
Hotmangaradja dipercaya oleh Presiden SBY sebagai Duta Besar Unesco, merangkap dubes untuk negara Perancis, Andora dan Monako. Selain melantik Hotmangaradja, Presiden SBY juga melantik 21 dubes baru lainnya yang akan mewakili Pemerintah Indonesia di sejumlah negara. Pelantikan dilakukan Rabu (15/10) di Istana Negara, Jakarta.
0 komentar:
Post a Comment