Presiden Joko Widodo menunjuk Franky Sibarani sebagai Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menggantikan Mahendra Siregar yang sebelumnya mengundurkan diri. Penunjukan ini paling tidak sedikit mengobati rasa kecewa orang Batak karena nihilnya putera Batak di kabinet Jokowi. Kendati bukan sebagai menteri, jabatan Kepala BKPM adalah jabatan yang cukup strategis meski levelnya setingkat di bawah menteri.
Usai ditunjuk, Franky yang alumni Institut Pertanian Bogor ini langsung memasang target kinerja yang fantastis. Ia menargetkan BKPM akan memberikan pelayanan menyeluruh alias one stop service bagi seluruh perizinan terkait investasi, yang akan direalisasikan dalam tiga bulan.
Dengan adanya layanan itu, Franky berharap investasi kian meningkat. “Fokus kita dalam tiga atau enam bulan ke depan adalah membenahi perizinan, one stop service, sekarang sudah berjalan. Saya melihat juga berbagai kementerian sudah mulai fokus untuk menyederhanakan. Nah, ke depan tinggal bagaimana perizinan yang ada itu lebih cepat, kemudian lebih sederhana, kemudian transparan, dan terintegrasi,” ujar Franky seusai dilantik Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Kamis (27/11).
Selama ini, kata Franky, banyak investor yang terkendala perizinan yang memakan waktu lama. Dengan adanya penyederhanaaan perizinan melalui sistem terpadu itu, Franky menjamin proses penanaman modal tidak akan serumit dan selama biasanya. “Perizinan itu kalau dibenahi secara tidak langsung itu bisa meningkatkan daya saing itu sendiri,” kata mantan bos Garuda Food itu.
Selain soal perizinan, Franky juga menyatakan, BKPM akan mendorong investor dalam negeri. Menurut dia, pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lebih tinggi daripada Penanaman Modal Asing (PMA). Namun, yang perlu diperbaiki adalah mendorong potensi investor dalam negeri yang ada sehingga bisa lebih cepat.
Latar belakang Franky Sibarani sebagai pengusaha juga disambut positif para ekonom. Pengamat Ekonomi, Aviliani, menilai Franky yang juga mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini dilihat sebagai sesuatu yang baik. Sebab Apindo sendiri berkaitan dengan buruh dan dunia usaha, sehingga dirasa cocok untuk menjabat sebagai ketua BKPM.
Mantan Kepala BKPM yang digantikan Franky, Mahendra Siregar menganggap tugas Franky sangat berat. Mengingat BKPM dijadikan tempat pertama oleh Presiden Jokowi yang dikunjungi secara mendadak. Mahendra menilai Franky orang yang tepat menduduki jabatan Kepala BKPM. Selain usianya yang muda, Franky juga memiliki segudang pengalaman di dunia usaha. "Kengototan Franky ke hal detil dan rumit ditekuni dengan baik," ujarnya.
Ketua Umum APINDO Sofjan Wanandi berharap Franky dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk membenahi iklim investasi. Masalah yang sering muncul di daerah kata dia berhubungan dengan pertanahan, dan tata ruang daerah. "Banyak macet di Pemda," katanya. Dia berharap Franky juga dapat memangkas perizinan usaha di sektor manufaktur. Pasalnya izin di sektor itu membutuhkan waktu hingga tiga bulan.
Franky sebelumnya memang sudah lama berkecimpung di dunia usaha. Dia menjabat sebagai Ketua bidang Regulasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sejak 2004. Kemudian sejak 2004 pula, Franky menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan Pasar Pangan dan Agribisnis Kamar Dagang dan Industri. Setahun berselang dia menjadi anggota Dewan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional Apindo.
Selain itu, pada 1989-1999, Frangky menjabat sebagai Operational Senior Manager Astra Agro Niaga Group. Kemudian menjabat sebagai Direktur Bedugul Corporation pada 1999-2000. Di tahun 2000-2002, dia menjabat sebagai Deputy Business Development Director Inter Sarana Globalindo Group. Dari tahun 2002-2004, lulusan Fakultas Teknik Pertanian Institute Pertanian Bogor itu menjabat sebagai General Manager PT Bumi Mekar Tani.
Di 2004-2008, Frangky menjabat sebagai Corporate Secretary Head Division Garuda Food Group. Dari 2008 hingga saat ini, Franky menjabat sebagai Chief of Corporate Affairs Division PT Tudung. IHP
Usai ditunjuk, Franky yang alumni Institut Pertanian Bogor ini langsung memasang target kinerja yang fantastis. Ia menargetkan BKPM akan memberikan pelayanan menyeluruh alias one stop service bagi seluruh perizinan terkait investasi, yang akan direalisasikan dalam tiga bulan.
Dengan adanya layanan itu, Franky berharap investasi kian meningkat. “Fokus kita dalam tiga atau enam bulan ke depan adalah membenahi perizinan, one stop service, sekarang sudah berjalan. Saya melihat juga berbagai kementerian sudah mulai fokus untuk menyederhanakan. Nah, ke depan tinggal bagaimana perizinan yang ada itu lebih cepat, kemudian lebih sederhana, kemudian transparan, dan terintegrasi,” ujar Franky seusai dilantik Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Kamis (27/11).
Selama ini, kata Franky, banyak investor yang terkendala perizinan yang memakan waktu lama. Dengan adanya penyederhanaaan perizinan melalui sistem terpadu itu, Franky menjamin proses penanaman modal tidak akan serumit dan selama biasanya. “Perizinan itu kalau dibenahi secara tidak langsung itu bisa meningkatkan daya saing itu sendiri,” kata mantan bos Garuda Food itu.
Selain soal perizinan, Franky juga menyatakan, BKPM akan mendorong investor dalam negeri. Menurut dia, pertumbuhan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) lebih tinggi daripada Penanaman Modal Asing (PMA). Namun, yang perlu diperbaiki adalah mendorong potensi investor dalam negeri yang ada sehingga bisa lebih cepat.
Latar belakang Franky Sibarani sebagai pengusaha juga disambut positif para ekonom. Pengamat Ekonomi, Aviliani, menilai Franky yang juga mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ini dilihat sebagai sesuatu yang baik. Sebab Apindo sendiri berkaitan dengan buruh dan dunia usaha, sehingga dirasa cocok untuk menjabat sebagai ketua BKPM.
Mantan Kepala BKPM yang digantikan Franky, Mahendra Siregar menganggap tugas Franky sangat berat. Mengingat BKPM dijadikan tempat pertama oleh Presiden Jokowi yang dikunjungi secara mendadak. Mahendra menilai Franky orang yang tepat menduduki jabatan Kepala BKPM. Selain usianya yang muda, Franky juga memiliki segudang pengalaman di dunia usaha. "Kengototan Franky ke hal detil dan rumit ditekuni dengan baik," ujarnya.
Ketua Umum APINDO Sofjan Wanandi berharap Franky dapat bekerja sama dengan pemerintah untuk membenahi iklim investasi. Masalah yang sering muncul di daerah kata dia berhubungan dengan pertanahan, dan tata ruang daerah. "Banyak macet di Pemda," katanya. Dia berharap Franky juga dapat memangkas perizinan usaha di sektor manufaktur. Pasalnya izin di sektor itu membutuhkan waktu hingga tiga bulan.
Franky sebelumnya memang sudah lama berkecimpung di dunia usaha. Dia menjabat sebagai Ketua bidang Regulasi Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) sejak 2004. Kemudian sejak 2004 pula, Franky menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Komite Tetap Pengembangan Pasar Pangan dan Agribisnis Kamar Dagang dan Industri. Setahun berselang dia menjadi anggota Dewan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Nasional Apindo.
Selain itu, pada 1989-1999, Frangky menjabat sebagai Operational Senior Manager Astra Agro Niaga Group. Kemudian menjabat sebagai Direktur Bedugul Corporation pada 1999-2000. Di tahun 2000-2002, dia menjabat sebagai Deputy Business Development Director Inter Sarana Globalindo Group. Dari tahun 2002-2004, lulusan Fakultas Teknik Pertanian Institute Pertanian Bogor itu menjabat sebagai General Manager PT Bumi Mekar Tani.
Di 2004-2008, Frangky menjabat sebagai Corporate Secretary Head Division Garuda Food Group. Dari 2008 hingga saat ini, Franky menjabat sebagai Chief of Corporate Affairs Division PT Tudung. IHP
0 komentar:
Post a Comment