
Daupa Pane adalah pendiri Yayasan Trisula, awal 1980-an. Ia adalah anak seorang PNS Kecamatan Habinsaran, bermigrasi dari kampung leluhur Lumban Ruhap. Saat mendirikan Trisula, di Parsoburan sebenarnya sudah berdiri SMA Negeri 1 Habinsaran. Akan tetapi, peluang membuka sekolah masih terbuka lebar lantaran banyaknya peserta didik yang ingin menempuh pendidikan atas.
Awal pembukaan Trisula, sekolah ini langsung diserbu banyak murid. Para orangtua murid bersedia merogoh kocek lebih dalam karena statusnya yang swasta. Guru yang mengajar di Trisula pada umumnya juga berstatus pengajar di SMA Negeri 1 Habinsaran.
Tahun demi tahun berganti, Trisula seperti kehilangan rohnya. Itu dimulai sejak meninggalnya sang pendiri Daupa Pane pada 1988. Otomatis, pengelolaan sekolah menjadi terganggu karena hanya dikelola sang istri tercinta. Pelan tapi pasti, Trisula akhirnya resmi ditutup pada awal 1990-an. Tidak lagi menerima murid baru. Sejak saat itu, ruangan kelasnya menjadi tidak terpakai, dibiarkan begitu saja. Halaman sekolahnya juga disesaki tumbuhan liar.
Angin segar kembali menghinggapi Trisula pada awal 2000-an. Dua anak Daupa Pane yakni Victor Pane dan Lamhot Pane, kembali menghidupkan Trisula. Sebagai sebuah reinkarnasi, mereka menamai sekolahnya: Yayasan Anugerah. Saat ini, Anugerah kembali menjadi idaman para siswa karena lengkapnya fasilitas sekolah. Selain melakukan renovasi kelas yang sempat tidak terurus, duet Victor-Lamhot juga membangun ruangan kelas baru. Para staf pengajar juga ikut dibenahi. Di sana juga terdapat puluhan komputer dan fasilitas pendidikan lainnya. Maju terus pendidikan di Habinsaran. IP/GABE
![]() |
Yayasan Anugerah Parsoburan |
![]() |
Yayasan Anugerah Parsoburan |
0 komentar:
Post a Comment