Raih Suara Terbanyak, Nico Siahaan Mulus Melenggang ke Senayan

Calon anggota legislatif PDIP, Nico Siahaan, menjadi pendulang suara terbanyak dibanding caleg DPR RI di daerah pemilihan Kota Bandung. “Nico Siahaan memperoleh suara 54.384 di Kota Bandung, itu merupakan suara terbanyak,” kata Ketua KPU Kota Bandung, Rifqi Alimubarok, di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (22/4/2014).

Di bawah Nico, lanjut dia, suara terbanyak diperoleh Sodik Mudjahid dari Partai Gerindra dengan 36.021 suara. Posisi berikutnya ditempati Ricky Subagja (Partai Nasdem) dengan 29.935 suara, dan Arief Suditomo (Partai Hanura) dengan 18.853 suara.

“Tapi hasil itu masih bisa berubah, tergantung hasil dari Kota Cimahi,” ungkapnya.

Seperti diketahui, Dapil Kota Bandung dan Cimahi disebut Dapil Jawa Barat I. Kedua daerah itu saling terkait satu sama lain. Dari dapil Jawa Barat, total akan ada tujuh caleg yang bakal melenggang ke DPR RI.

Dari sisi perolehan suara parpol, posisi lima besar untuk DPR RI ditempati PDIP (284.766 suara), Gerindra (186.728), PKS (132.010 suara), Golkar (122.791), dan Demokrat (91.436).

Posisi berikutnya masing-masing ditempati Nasdem (78.415 suara), Hanura (77.857 suara), PPP (57.908 suara), PAN (49.147 suara), PKB (42.782 suara), PBB (28.107), dan PKPI (8.074 suara)
 Pria bernama lengkap Junico Bisuk Partahi Siahaan itu berhasil meraup suara 64.980 di Dapil I yang meliputi Kota Bandung dan Kota Cimahi.

Sementara itu, Nico sejak awal sudah mengaku ingin ditempatkan di Komisi X yang membidangi pendidikan. "Saya dari awal memang ingin di komisi X yang membidangi pendidikan, harapannya ingin memperbanyak SMK dibanding SMA," kata Nico di Bandung, Rabu (23/4).

Menurut Nico, SMK lebih sangat dibutuhkan lantaran lulusannya siap kerja. SMK juga dinilai sangat membantu karena kebanyakan masyarakat Indonesia yang tidak mampu dapat menempuh sekolah kejuruan tersebut.

"Saya melihat (lulusan) SMA belum siap sehingga banyak cetakan SMA yang menjadi pengangguran," ujarnya. Dia sadar SMK selalu dianggap sekolah kelas II. "Jadi Masalah gengsi masuk SMK itu harus dibenahi."

Dia menambahkan, kurikulum pendidikan juga menjadi masalah yang tengah disoroti. Kebanyakan orang berpendidikan tinggi namun menghasilkan jebolan yang rusak secara moral.

"Kalau kita salah memberikan kurikulum mungkin bisa saja anak itu pintar tapi nantinya jadi koruptor, psikopat," tandasnya.

Nico kemudian ingin pendidikan di Indonesia bisa mengadakan pelajaran budi pekerti, nasionalisme yang kini dikesampingkan.
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment