TABLOID GABE - Warga Parsoburan, Kecamatan Habinsaran, Tobasa boleh bangga. Tak lama lagi, salah satu putera terbaiknya, akan menyandang pangkat Jenderal. Inilah kali pertama putera Parsoburan memiliki berpangkat Jenderal. Pangkat dengan bintang satu di pundak itu niscaya akan segera dilekatkan kepada Kolonel (Marinir) Freddy Jhon Hamonangan (FJH) Pardosi. Selangkah lagi, pria dengan tiga mawar di pundak ini, bakal meraih pangkat Jenderal. Dia layak mendapat predikat The Rising Star From Parsoburan.
Kolonel Pardosi, demikian ia disapa, belum lama ini baru saja menempati posisi baru. Jabatannya adalah Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) di Pasukan Marinir 2 (Pasmar 2) yang berkantor di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Kolonel Pardosi dipercaya sebagai Wakil Komandan Brigif 2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan.
Karir militer Kolonel Pardosi terbilang kinclong. Lulusan AAL 40 tahun 94 ini sudah beberapa kali menempati posisi strategis di Marinir. Ia juga pernah bertindak sebagai Komandan Pasukan saat ditugaskan ke Libanon dalam misi Perdamaian PBB. Dari sekian banyak penugasan yang dijalani, Kolonel Pardosi amat terkesan ketika dipercaya untuk bergabung dengan Satgas Tempur di Nanggrou Aceh Darussalam, beberapa waktu lalu. Mendapat kepercayaan dari negara untuk melaksanakan Pengamanan Pulau Terluar Wilayah NKRI di Kepulauan Natuna juga membuat jiwa kepemimpinannya. Dalam operasi pembebasan sandera Kapal Motor (KM) Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia beberapa tahun silam, juga merupakan hasil kerja keras pasukan marinir dimana FJH Pardosi ikut ambil bagian dalam misi tersebut.
Kolonel FJH Pardosi lahir di Balige, Sumatera Utara, 14 Desember 1971. Dia menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di kampung halamannya di Parsoburan, sekira 40 kilometer dari Balige. Sejak kecil, bakat memimpin FJH Pardosi memang sudah terbentuk. Faktor kuatnya disiplin dalam keluarga plus pendidikan sekolah yang tergolong keras, adalah hal lain yang semakin menguatkan karakter yang ia miliki.
Si Anak Kampung ini selanjutnya meninggalkan kampung halaman yang ia amat cintai pada 1991. Kala itu, niat dan tekadnya sudah bulat untuk mengabdi kepada Nusa dan Bangsa. “Sejak anak-anak, saya memang bercita-cita menjadi seorang tentara. Kelihatannya gagah dan berani,” kenang dia.
Impiannya untuk membaktikan diri kepada Merah Putih diawali dengan kelulusannya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1991. “Diterima di AKABRI Laut otomatis membuat alur kehidupan saya berubah total. Harus menyesuaikan diri dengan disiplin militer,” tutur FJH Pardosi.
Menempuh pendidikan selama tiga tahun sebagai taruna militer dengan kejuruan marinir, FJH Pardosi lulus pada 1994 dengan pangkat Letnan Dua. Resmi menyandang sebagai perwira marinir, FJH Pardosi langsung dipercaya menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Marinir. “Mendapat penugasan pertama sebagai komandan peleton, adalah kenangan yang cukup mengesankan bagi saya,” katanya.
Berturut-turut, suami dari Christina Romauli C. Siboro S.Sos ini selanjutnya mengikuti berbagai pendidikan militer selain dipercaya menempati sederet jabatan di lingkungan Korps Marinir. “Kenyang pengalaman di berbagai macam penugasan bagi saya adalah pelajaran yang sangat berharga. Bersyukur juga karena keluarga selalu mendukung dan memompa semangat, kemanapun saya ditempatkan,” kata FJH Pardosi.
Terakhir, ayah dari Virgie Samantha Parsaulian Pardosi, Chelsea Maria Nauli Pardosi, Ralph Samuel Habinsaran Pardosi, dan Jonathan Mathew Hatorangan Pardosi, ini mengikuti Pendidikan Seskoal pada tahun 2009. Selain mengikuti pendidikan militer, dia juga telah menyelesaikan pendidikan di salah satu universitas di Jakarta. “Ilmu dan pengalaman memang harus berjalan beriringan. Niscaya, dengan modal tersebut, suatu saat nanti saya bisa menjadi lebih berguna bagi Nusa dan Bangsa.” IP
Kolonel Pardosi, demikian ia disapa, belum lama ini baru saja menempati posisi baru. Jabatannya adalah Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) di Pasukan Marinir 2 (Pasmar 2) yang berkantor di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Kolonel Pardosi dipercaya sebagai Wakil Komandan Brigif 2 Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan.
Karir militer Kolonel Pardosi terbilang kinclong. Lulusan AAL 40 tahun 94 ini sudah beberapa kali menempati posisi strategis di Marinir. Ia juga pernah bertindak sebagai Komandan Pasukan saat ditugaskan ke Libanon dalam misi Perdamaian PBB. Dari sekian banyak penugasan yang dijalani, Kolonel Pardosi amat terkesan ketika dipercaya untuk bergabung dengan Satgas Tempur di Nanggrou Aceh Darussalam, beberapa waktu lalu. Mendapat kepercayaan dari negara untuk melaksanakan Pengamanan Pulau Terluar Wilayah NKRI di Kepulauan Natuna juga membuat jiwa kepemimpinannya. Dalam operasi pembebasan sandera Kapal Motor (KM) Sinar Kudus yang disandera perompak Somalia beberapa tahun silam, juga merupakan hasil kerja keras pasukan marinir dimana FJH Pardosi ikut ambil bagian dalam misi tersebut.
Kolonel FJH Pardosi lahir di Balige, Sumatera Utara, 14 Desember 1971. Dia menyelesaikan pendidikan SD hingga SMA di kampung halamannya di Parsoburan, sekira 40 kilometer dari Balige. Sejak kecil, bakat memimpin FJH Pardosi memang sudah terbentuk. Faktor kuatnya disiplin dalam keluarga plus pendidikan sekolah yang tergolong keras, adalah hal lain yang semakin menguatkan karakter yang ia miliki.
Si Anak Kampung ini selanjutnya meninggalkan kampung halaman yang ia amat cintai pada 1991. Kala itu, niat dan tekadnya sudah bulat untuk mengabdi kepada Nusa dan Bangsa. “Sejak anak-anak, saya memang bercita-cita menjadi seorang tentara. Kelihatannya gagah dan berani,” kenang dia.
Impiannya untuk membaktikan diri kepada Merah Putih diawali dengan kelulusannya di Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) pada 1991. “Diterima di AKABRI Laut otomatis membuat alur kehidupan saya berubah total. Harus menyesuaikan diri dengan disiplin militer,” tutur FJH Pardosi.
Menempuh pendidikan selama tiga tahun sebagai taruna militer dengan kejuruan marinir, FJH Pardosi lulus pada 1994 dengan pangkat Letnan Dua. Resmi menyandang sebagai perwira marinir, FJH Pardosi langsung dipercaya menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Marinir. “Mendapat penugasan pertama sebagai komandan peleton, adalah kenangan yang cukup mengesankan bagi saya,” katanya.
Berturut-turut, suami dari Christina Romauli C. Siboro S.Sos ini selanjutnya mengikuti berbagai pendidikan militer selain dipercaya menempati sederet jabatan di lingkungan Korps Marinir. “Kenyang pengalaman di berbagai macam penugasan bagi saya adalah pelajaran yang sangat berharga. Bersyukur juga karena keluarga selalu mendukung dan memompa semangat, kemanapun saya ditempatkan,” kata FJH Pardosi.
Terakhir, ayah dari Virgie Samantha Parsaulian Pardosi, Chelsea Maria Nauli Pardosi, Ralph Samuel Habinsaran Pardosi, dan Jonathan Mathew Hatorangan Pardosi, ini mengikuti Pendidikan Seskoal pada tahun 2009. Selain mengikuti pendidikan militer, dia juga telah menyelesaikan pendidikan di salah satu universitas di Jakarta. “Ilmu dan pengalaman memang harus berjalan beriringan. Niscaya, dengan modal tersebut, suatu saat nanti saya bisa menjadi lebih berguna bagi Nusa dan Bangsa.” IP
selamat dan sukses terus
ReplyDeleteSelamat @ sukses
DeleteHoras, selamat @sukses....
ReplyDeleteHoras, selamat@sukses...
ReplyDelete