PLTP Sarulla Abaikan Putera Daerah

TABLOID GABE - Sekitar dua ratusan warga Luat Pahae dari dua desa, yakni Desa Simataniari dan Desa Sigompulon, Kecamatan Julu datang menemui mantan Bupati Taput Torang Lumbantobing (Toluto) di Vanana Garden, Siarang-arang, Kamis (23/4). Mereka menagih janji PT Sarulla Operations Limited (SOL) untuk mempekerjakan masyarakat putra daerah sebagai mana tertuang dalam MoU kesepakatan Pemkab Taput dengan PT SOL kala itu.

Ratusan warga yang didominasi orangtua itu tiba di Vanana Garden milik Toluto sekitar pukul 11.32 WIB. Mereka membawa sejumlah poster bertuliskan sejumlah staitmen antara lain, masyarkat Pahae tidak diberikan pekerjaan di PT SOL. Amang Toluto, mana realisasi janji SOL mempekerjakan putra daerah Taput/Pahae.

Mereka juga membawa sebuah spanduk besar yang bertuliskan tolak kontraktor dan pekerja asing Hyunday dan Haliburton di proyek SOL. Utamakan kontraktor dan pekerja putra daerah. Dalam pertemuan itu, secara bergantian perwakilan warga menyampaikan kedatangan mereka adalah memberi tahu kesepakatan PT SOL dan Pemkab Taput untuk mempekerjakan dan mengutamakan putra daerah tidak terealisasi alias bohong.

“Kedatangan kami ke sini amang Toluto, untuk menyampaikan keluh kesah kami soal janji PT SOL atas pekerjaan bagi masyarakat Pahae tidak terealisasi sebagaimana dijanji saat amang menjabat sebagai bupati dulu,”ujar Binker Sitompul, salah seorang perwakilan dari Desa Sigompulon.

Atas janji yang tidak direalisasikan itu, pihaknya mengajak mantan bupati Toluto bersedia mempertanyakan hal itu ke pihak SOL. “Kami berharap, amang Toluto menolong kami untuk menagih janji tersebut ke pihak SOL. Sebab, kami merasa tidak diikutsertakan pada proyek tersebut. Padahal, sebelumnya warga Sigompulon ikut menyerahkan ulos kepada pimpinan SOL sebagai tanda restu kami atas proyek tersebut.

Dulu dijanjikan putra daerah untuk tenaga kerja, ternyata  sejak dimulai proyek hingga kini janji itu tidak direalisasikan,” ujarnya diamini Poltak Tampubolon, Marihot Simajuntak dan Tigor Sitompul perwakilan warga yang dituakan di daerah itu. Selain menagih janji memperkerjakan putra daerah, pihaknyanya juga menagih janji PT SOL atas perbaikan infrastruktur jalan. Kemudian masalah limbah agar disosialisasikan.

“Sebab, belakangan ini sudah ada aroma menyengat yang keluar dari proyek SOL. Kemudian, masalah limbah, banyak yang masuk ke lahan pertanian kami, sementara pihak SOL tidak memberikan respon dan tanggapan soal limbah tersebut. Kami seperti tidak dihargai. Kalau memang begitu caranya, lebih baiklah proyek itu dihentikan saja,” ujar Poltak.

Salah seorang anak rantau dari Pahae yang ikut dalam pertemuan itu juga mengaku kesal dan prihatin melihat PT SOL yang mendatangkan tenaga kerja dari luar. Padahal pekerjaan itu bisa dikerjakan oleh putra daerah. “Ada banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan putra daerah, tetapi mengapa harus mendatangkan tenaga kerja dari luar. Selain ingkar janji, tindakan PT SOL ini tidak lagi menghargai warga setempat,” ujarnya.

Sementara itu, mantan Bupati Taput, Torang Lumbantobing mengatakan, siap di depan menagih janji PT SOL tersebut. Karena sebelum dilakukan penandatangan izin operasi, pihak SOL berjanji akan memberdayakan putra daerah dan mengutamakan putra Pahae sesuai keahlian masing-masing.
“Dulu waktu kami marhobas sebagai Bupati Taput dua periode, pihak SOL berjanji akan memberdayakan putra daerah dan mengutamakan putra Pahae.

Janji itulah yang membuat saya mau teken izin operasi SOL tersebut. Sekarang amang inang datang ke tempat ini menemui dan meninta kami menagih janji SOL. Lungun muna on, lungun ni Toluto do, lungun ni mantan bupati doi  (Tuntutan kalian ini juga merupakan tuntutan Toluto mantan bupati). Jadi sama-sama kita dibohongi. Jika amang inang meminta kami menuntut ini, saya ikut, bahkan di depan menuntut ini ke PT SOL,” ujarnya. Dia juga mengaku sejak pensiun dari Bupati Taput, pihaknya tidak lagi ada komunikasi dengan pihak SOL.

“Kami tidak tahu lagi sampai dimana perkembangan PT SOL ini. Sebab senjak pensiun, semua nomor kontak direktur PT SOL dan alamatnya sudah hilang. Jadi, sama kita orang yang dibohongi. Nanti Toluto selaku mantan Bupati Taput mencoba akan mengundang PT SOL untuk mempertanggungjawabkan komitmen-komitmen sebelumnya. Jika tidak ada respon, nanti saya ikut di depan tuntut pihak PT SOL,” tandasnya disambut riuh pikuk tepuk tangan warga.

Namun pada kesempatan itu Toluto tetap memotivasi warga agar tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. “Meski hati kita panas, namun kami tetap meminta kepada amang inang agar tidak terpancing emosi. Hindari tindakan anarkis,” ucapnya. Menyikapi tuntutan warga itu, Wakil Ketua DPRD Taput Reguel Simajuntak yang dihubungi melalui telepon seluler menyebutkan, pihaknya tetap berpihak kepada kepentingan masyarakat umum.

“Jika memang PT SOL tidak membawa kesejahteraan bagi rakyat, lebih baik kegiatan itu ditutup saja. Namun demikian kami akan menjejaki apa sebenarnya yang sudah terjadi PT SOL,” singkatnya. Sementara itu, pihak PT SOL belum dapat dikonfirmasi terkait tuntutan warga tersebut.
Share on Google Plus
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment