![]() |
Korban Ojak dan Ospi |
Pembunuhan keji itu berlangsung senyap. Sebab, menurut pengakuan tetangga, tidak ada suara ribut-ribut yang terdengar malam itu. Bahkan, ibunda Ojak yang tengah terbaring sakit di kamar, tidak mengalami kejadian aneh di rumahnya. Peristiwa naas itu pertama kali diketahui adik korban, Marzuki Purba, yang diminta ibunya untuk melihat abangnya (korban) di kamar, yang seharian tidak ada kabar. Marzuki saat itu baru saja pulang ke rumah usai menonton sepakbola Liga Champions bersama rekan-rekannya. Ketika Marzuki mengecek ke dalam kamar, dia sontak terkejut melihat abang dan calon kakak iparnya tewas mengenaskan.
Kabar kematian Ojak-Ospi langsung tersiar ke seluruh penjuru. Aparat Polres Humbahas dengan cepat melakukan penyelidikan. Tak mau kehilangan jejak, kasus ini juga mendapat perhatian dari Polda Sumut. Wakapolres Humbahas Kompol Irwan Jaya didampingi Kasatreskrim AKP Hendro Sutarno menjelaskan, pelaku pembunuhan diduga dilakukan satu orang. Setelah melakukan olah TKP, pihaknya tidak menemukan tanda-tanda adanya perusakan berat, seperti orang yang berkelahi, maupun pencurian di dalam rumah korban.
“Kasus ini murni pembunuhan yang sudah direncanakan, kita tetap fokuskan untuk pengembangan mencari tahu siapa pelaku dan apa motifnya berdasarkan barang bukti yang kita temukan di TKP dan sejumlah saksi telah kita panggil,” ungkapnya. Lebih lanjut Hendro menambahkan, pelaku digambarkan telah mengetahui keberadaan posisi rumah korban. “Dari hasil yang kita lihat di TKP, pelaku sepertinya sudah mengetahui bentuk posisi rumah korban, sehingga dia dengan mudah melakukan niat jahatnya,” lanjutnya.
Keseriusan jajaran Polres Humbahas dalam mengungkap misteri pembunuhan itu, juga kembali ditegaskan Hendro yang memerintahkan anggotanya melakukan tindakan cepat tanggap mengungkap kasus tersebut. “Saya sudah perintahkan anggota yang sekarang bertugas di lapangan. Jika dapat dan tidak mau menyerahkan diri, tembak di tempat!” tegasnya.
Tekad Polres Humbahas mengungkap kasus tersebut juga mendapat dukungan penuh dari seluruh masyarakat. Termasuk dari Perwakilan tujuh keturunan Raja Simbolon Sedunia yang siap memberikan keterangan apapun kepada polisi. Kedatangan perwakilan marga Simbolon itu untuk bertemu dengan keluarga Simbolon di Doloksanggul. “Ada banyak keterangan yang kami peroleh dari keluarga, bahwa kematian putri kami, Ospi Simbolon, tidak lepas dari konflik internal di keluarga calon menantu kami Ojak Purba,” kata perwakilan dari utusan marga Simbolon tersebut, Oppu Manatap Simbolon, Kamis (23/4).
Selaku keturunan Raja Simbolon, pihaknya memberikan dorongan dan dukungan kepada Polri di Humbahas dalam mengungkap kasus tersebut. “Kita percaya, Polri yang diwakili Polres Humbahas sudah memahami apa yang harus dikerjakan,” katanya. Sementara Humas Polres Humbahas Aiptu H Meliala mengatakan, kedatangan perwakilan Marga Simbolon merupakan dorongan untuk mengungkap kasus kematian Ojak Purba dan Ospi Simbolon.
Kedatangan itu tidak akan mengganggu objektivitas polisi untuk mengungkap kasus kematian sepasang calon pengantin tersebut. “Saat ini ada sepuluh saksi dan kami belum menetapkan tersangka. Sepuluh orang itu meliputi keluarga, anak kos yang tinggal di rumah itu, dan sejumlah kerabat korban,” katanya.
Dalam perkembangan penyelidikan, polisi sempat memanggil DL (30), mantan pacar Ospi boru Simbolon, untuk menjalani pemeriksaan di Mapolres Humbahas. Namun, usai diperiksa, DL akhirnya diperbolehkan pulang dan statusnya masih sebagai saksi. Sebelumnya, rumor berkembang DL diduga kuat adalah aktor pembunuhan Ojak dan Ospi.
Pelaku Tewas Bunuh Diri
Perkembangan kasus pembunuhan Ojak-Ospi akhirnya menjadi perbincangan di seluruh masyarakat Sumut. Media massa setempat juga gencar memberitakan perkembangan kasus tersebut. Namun, dalam proses perburuan pelaku, mayat seorang pria ditemukan tergantung di pohon di Desa Pardomuan, Kecamatan Aji Bata, Tobasa, Sabtu (25/4). Usut punya usut, mayat dengan inisial AM (36) tersebut, dipastikan adalah pelaku pembunuhan Ojak dan Ospi. Lebih mengejutkan lagi, AM tak lain adalah ipar alias suami dari kakak Ojak.
Mayat yang ditemukan persis di dekat salah satu aliran sungai di desa yang berdekatan dengan Danau Toba tersebut diketahui warga menjelang siang. Warga melihat seorang pria tergantung di pohon dan dilaporkan kepada pihak yang berwajib. Sejak peristiwa yang menggegerkan Humbahas tersebut, AM memang diketahui menghilang setelah terlibat cekcok dengan pihak keluarga.
Kasatreskrim Polres Humbahas AKP Hendro Sutarno memaparkan bahwa dari hasil pemeriksaan, pemicu kemarahan AM dilatarbelakangi persiapan untuk pesta Ojak dan Ospi. Sementara Kanit Reskrim Polres Humbahas Aiptu Rocky Sianturi menyatakan, di dalam mobil yang digunakan AM ditemukan satu jaket dan besi bulat tajam berbentuk linggis yang memiliki bercak darah. Jaket dan besi tersebut diduga digunakan AM saat menghabisi Ojak dan Ospi.
Kepastian AM adalah pelaku pembunuhan juga diperoleh polisi melalui keterangan istri AM. “Ada tato elang di dada sebelah kanan, dan jari kelingking cacat. Selain itu kita mengambil foto semasa hidup dari istri AM," terang AKP Hendro Sutarno, Minggu (26/4) di Mapolres Humbahas. Hendro mengatakan, pihaknya sempat kewalahan. Sebab, istri AM tidak mau melihat mayat tersebut. Polisi berinisiatif mengambil foto dan sejumlah alat pendukung untuk dicocokkan dengan jasad AM. "Ditemukan Sabtu, sekitar 14.00 WIB. Diduga, AM melakukan bunuh diri sekitar pukul 11.00 WIB. Dia tergantung di pohon dan sudah kita visum di RSUD Porsea. Sejauh ini kita pastikan karena bunuh diri, pasalnya tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujarnya.
Dalam pelariannya ke Tobasa, kabupaten tetangga Humbahas, AM menggunakan mobil jenis pikap Carry. Namun, mobil tersebut diduga kehabisan bahan bakar di sekitar Polres Tobasa. Mobil tersebut diyakini ditinggalkan korban di salah satu parkiran kendaraan. “Itu dugaan kita, jadi mobil yang kita jadikan sebagai salah satu barang bukti diambil dari sekitar Mapolres Tobasa,” timpal Aiptu Rocky Sianturi.
Rocky mengatakan, sebelumnya Polres Humbahas telah memberitahukan kepada Polres Tobasa bahwa terduga pembunuh pasangan calon pengantin ini lari menggunakan mobil jenis carry. Namun AM tergolong lihai dan mampu mengelabui polisi. Karena mobil tersebut disembunyikan persis di dekat Polres. “Jadi tidak ada yang curiga. Bahkan masyarakat membiarkan mobil tersebut parkir selama satu pekan,” jelasnya.
Bersama jasad pelaku AM, polisi menemukan satu buah handphone yang di dalamnya terdapat dua pesan singkat (SMS) yang dikirimkan kepada istri dan ibunya. Pesan singkat yang dikirimkan AM pertama sekali kepada istrinya. Dalam pesan singkat itu, AM meminta kepada istrinya untuk menjaga anak-anak. Kemudian pesan singkat kedua dikirimkan kepada ibu dari AM yang berisi permintaan maaf atas semua yang dilakukan. Pesan tersebut dikirimkan beberapa saat sebelum AM bunuh diri.
Diduga kuat setelah mengirimkan pesan tersebut, AM menonaktifkan ponselnya serta membuka baterai. Sebab, dari kantong celana yang digunakan AM, polisi menemukan telepon seluler di kantong sebelah kanan dan baterainya di sebelah kiri. "Jadi dia mematikan HP-nya, kemudian bunuh diri menggunakan seutas tali yang tergantung di pohon. Kita telah mengamakan tali tersebut dan sejumlah barang bukti lainnya," papar Rocky.
Dia menjelaskan bahwa sebelumnya kepolisian sudah melacak keberadaan AM menggunakan sistem elektronik GPS. Kemudian, polisi juga sudah melakukan pengejaran ke beberapa titik yang berpindah. "Namun kita menduga dia panik karena membaca pemberitaan tentang kasus pembunuhan Ojak dan Ospi di sejumlah media. Sehingga dia nekat melakukan bunuh diri."
Sementara itu, keluarga Ojak-Ospi menolak jasad AM dikuburkan di Dolok Sanggul. Dari informasi yang dihimpun, AM dibawa oleh pihak keluarganya ke Desa Motung, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Tobasa. Sedangkan mewakili keluarga Ospi Simbolon, Erikson Simbolon yang juga menjadi pengurus Persatuan Simbolon Boru Bere Indonesia (PSBI) mengatakan, kematian AM yang selama ini diduga sebagai pembunuh Ojak dan Ospi diharapkan tidak menghentikan pengembangan kasusnya. IP/disarikan dari berbagai sumber
0 komentar:
Post a Comment